HomeCelotehSiapa the Wolf of Demokrat?

Siapa the Wolf of Demokrat?

Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) telah menolak keabsahan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat versi Deli Serdang yang menobatkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum). Lantas, siapa sebenarnya yang menjadi the Wolf of Demokrat?


PinterPolitik.com

Siapa yang akhir-akhir ini mulai ngikutin tren-tren pasar saham nih? Soalnya nih, dalam beberapa waktu dekat ini, investasi saham dan pasar modal lainnya udah mulai ngetren nih, khususnya buat mereka yang kini disebut sebagai generasi milenial.

Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, misalnya, disebut-sebut raup untung lho ketika berinvestasi saham. Nasib baik yang datang ke Mas Kaesang ini bahkan sempat diceritakan di akun media sosial (medsos) miliknya.

Wah, keren juga ya kalau bisa raup untung dari investasi dan pasar modal seperti Kaesang gini. Pasti banyak di antara kita yang juga bermimpi buat jadi kaya di usia muda begini. Bahasa gaulnya tuh, ya jadi eksmud (eksekutif muda). Hehe.

Buat mimin nih, kehidupan pasar modal dan investasi macam gini mengingatkan mimin dengan salah satu film yang menceritakan kisah sukses seorang pialang (broker) pasar modal yang bernama Jordan Belfort, yakni film yang berjudul The Wolf of Wall Street (2013).

Kerennya nih, si Belfort ini emang jago lho dalam memainkan perannya dalam pasar modal. Soal marketing, misalnya, Belfort ini bisa dibilang piawai banget lah. Sampai-sampai, bisa menjual sebuah pulpen – yakni dengan membuat sang calon pembeli merasa membutuhkan barang yang tengah dijual oleh Belfort.

Baca Juga: Moeldoko ‘Tiru’ Strategi Xi Jinping?

Siapa Pengganti Moeldoko

Mungkin, inilah yang dimaksud oleh mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie ketika menyatakan kalau Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sebenarnya nggak bagus-bagus banget tetapi jago marketing.

Hmm, bisa jadi benar nih sepertinya, Pak Marzuki. Saking jagonya, ketua umum (ketum) yang “dijual” oleh kubu Demokrat Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang malah nggak laku tuh. Kan, jadi kasihan ya Pak Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Huhu.

Apalagi nih, keputusan final juga udah diberikan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mengenai keabsahan Demokrat versi KLB. Hmm, jadi makin nggak laku dong nih, Pak Marzuki?

Baca juga :  Soldiers and Politactical Gambit

Mungkin, Pak Marzuki dan kawan-kawan ini salah perhitungan nih kalau “ngejual” Pak Moeldoko. Kan, kalau kata Belfort, kita harus buat pembeli merasa butuh akan barang itu.

Hmm, apakah Pak Moeldoko lagi dibutuhin nih sama masyarakat? Dengar-dengar, nama Pak KSP juga nggak masuk klasemen bursa calon presiden (capres) untuk 2024. Ya, apa salah hitung juga nihHuhu.

Wah, mungkin nih, Pak Marzuki Alie perlu nih belajar lagi dari sang wolf of Wall Street. Soalnya nih, bukan nggak mungkin, Pak SBY dan Mas Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) inilah yang sebenarnya merupakan the wolf of Demokrat. Hehe. (A43)

Baca Juga: AHY Sengaja Biarkan Moeldoko Buat KLB?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?