HomeCelotehSiapa Pemimpin Ibu Kota Pilihan Jokowi?

Siapa Pemimpin Ibu Kota Pilihan Jokowi?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut telah mengantongi empat nama yang bakal menjadi Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Siapakah yang bakal jadi pilihan Jokowi untuk memimpin persiapan ibu kota baru?


PinterPolitik.com

Apalah ambisi kalau tidak benar-benar dilaksanakan? Mungkin, pertanyaan inilah yang terbesit dalam pikiran Presiden Joko yang kini berkuasa di Negara Indonesia dalam alternate universe Bumi-45.

Bagaimana tidak? Pak Joko ingin agar Negara Indonesia memiliki ibu kota yang indah dan serba berteknologi tinggi. Biasanya, konsep seperti ini dikenal dengan smart city (kota pintar) – di mana berbagai elemen seperti teknologi dan kehidupan masyarakat dapat mengisi satu sama lain.

Untuk mewujudkannya, Pak Joko akhirnya memerlukan orang baru untuk membantunya. Mulanya, Pak Joko sempat terpikir untuk memilih Pak Luhut – salah satu menteri andalannya. Namum, setelah mempertimbangkan ulang, Pak Joko tahu bahwa Pak Luhut sudah memiliki banyak jobdesc untuk dijalankan.

Alhasil, Pak Joko mencari sosok-sosok baru untuk membantunya memimpin sebuah badan yang bertugas untuk mempersiapkan pemindahan ibu kota Negara Indonesia dari Jayakarta ke sebuah wilayah di Kalimantan Timur. Badan itu disebut sebagai Badan Otorita (BO).

“Pengumuman! Pengumuman! Presiden Joko sedang mencari siapa saja yang merasa dirinya cocok untuk menjadi pemimpin BO,” tulis sebuah gambar yang beredar di media sosial (medsos). Untungnya, Pak Joko memiliki tim yang menyeleksi di tahapan awal atas dokumen-dokumen curriculum vitae (CV) yang masuk.

Dari nama-nama yang mendaftar, tim Pak Joko akhirnya menemukan empat orang yang kiranya cocok untuk jadi Kepala BO, yakni Azwar Annas, Basuki Cahaya Purnama (BCP) alias Ahok, Bambang Brojonegoro, dan Tumiyana. Dengan rekam jejak mereka yang bagus, Pak Joko akhirnya mengundang mereka agar bisa saling kenal secara lebih baik.

Baca juga :  Haji Isam: Yury Kovalchuk-nya Prabowo?

Pak Joko: Selamat datang, bapak-bapak sekalian. Bagaimana kabarnya bapak-bapak sekalian? Lagi sibuk apa nih?

BCP: Lha, bapak sendiri kan tahu. Kan, saya sekarang jadi komisaris di BUMN bidang migas, Pak.

Pak Joko: Oh, iya ya. Kalau Pak Bambang, Pak Annas, dan Pak Tumiyana bagaimana?

Bambang: Saya sih dulu sibuk meriset, Pak, tapi sekarang udah nggak.


Baca Juga: Ahok Urus Ibu Kota (Lagi)?


Annas: Kalau saya, saya baru aja berhenti ngurusin Banyuwangi, Pak. Pak Joko sepertinya harus sekali-kali ke Banyuwangi. Deket kok sama Bali, tinggal nyeberang.

Tumiyana: Kalau saya sebelumnya sibuk ikutan bangun proyek-proyek infrastrukturnya Pak Joko. Masa bapak lupa?

Pak Joko: Hehe. Kan, basa-basi, bapak-bapak. Biasa kan gitu. Jadi, begini. Dari pengalaman saya waktu bekerja sama bapak-bapak sekalian, saya akui semuanya hebat-hebat dan bagus-bagus. Jadi, saya memilih…

BCP: Saya, kan, Pak? Kan saya dulu pernah sama bapak waktu memimpin Jayakarta. Banyak yang akhirnya jadi bagus, kan? Itu coba lihat busway-busway-nya.

Annas: Enak saja. Saya kan juga bagus. Banyuwangi jadi makin wangi namanya pas saya memimpin. Pak BCP di Pertamina ngapain coba? Katanya mau basmi mafia?

Bambang: Saya saja, Pak. Kan, saya sudah berpengalaman juga kalau soal riset dan teknologi. Biar ibu kota baru nanti serba internet of things alias IoT.

Tumiyana: Saya juga bisa, Pak. Nanti saya susun infrastruktur penunjang, misal jalan tol.

(Tiba-tiba, Menteri Keuangan Ani masuk ruangan dan menghampiri Pak Joko.)

Bu Ani: Permisi, Pak Joko. Hmm, jadi, begini, Pak. Ini anggaran kita makin ke sini, makin tertekan pas pandemi gini. Penerimaan pajak juga kurang cemerlang. Jadi, soal IKN ini, Pak, enaknya bagaimana ya?

Baca juga :  Rahasia Rotasi Para Jenderal Prabowo

BCPAnnasTumiyana, dan Bambang: Waduh!

(Bersambung…)

(A43)

Baca Juga: Corona, Ibu Kota Baru Batal?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?