“Terjerumus dalam lubang jalanan, digilas kaki sang waktu yang sombong,” – Iwan Fals, Belum Ada Judul
PinterPolitik.com
Presiden Jokowi angkat bicara. Setelah selama beberapa waktu terakhir masyarakat dibuat bertanya-tanya karena muncul wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, orang nomor satu di negeri ini akhirnya memberikan pernyataannya.
Secara terang dan jelas, sang presiden menyatakan kalau dirinya menolak dengan tegas wacana tersebut. Ia menyebut kalau hal itu seperi ingin menampar dirinya, mencari muka, dan menjerumuskan dirinya.
Wow, ini dia pernyataan yang dinanti-nanti. Tegas menolak wacana tiga periode.
Meski misteri sikap sang presiden sudah terungkap, masih ada satu teka-teki yang belum terjawab. Siapa yang berani menjerumuskan sang presiden ke dalam wacana berbau tidak demokratis tersebut?
Ah, inilah saatnya untuk mengangkat kaca pembesar dan topi detektif untuk menelusuri jejak pemberi usul tersebut.
Ada satu petunjuk, Wakil Ketua MPR dari fraksi PPP Arsul Sani sempat menyebutkan kalau ada usulan masa jabatan menjadi tiga periode. Meski demikian, usul ini tidak berasal dari Sekjen PPP tersebut. Nah, Pak Arsul ternyata menyebut satu pihak yang menurutnya kalau tidak salah mengusulkan hal itu.
Dan ternyata pihak yang disebut kalau tidak salah mengusulkan hal itu adalah Partai Nasdem.
Hmmm, petunjuk penting, mari kita telusuri kebenaran hal itu.
Ternyata setelah ditanyakan kepada partai tersebut, mereka membantah kalau merekalah pengusul wacana masa jabatan presiden tiga periode. Kalau menurut Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya, tidak ada keputusan partai yang dipimpin Surya Paloh itu soal hal tersebut.
Meski demikian, partai ini mengakui bahwa wacana tiga periode itu adalah aspirasi publik, jadi bisa didiskusikan secara terbuka.
Hmmm, menarik. Tidak banyak aktor politik yang terang-terangan ingin mendiskusikan aspirasi publik.
Eh, tapi sebentar, pertanyaan sebenarnya soal siapa yang ingin menjerumuskan Pak Jokowi masih belum terjawab. Jadi, siapa sebenarnya publik yang memberikan aspirasi tersebut?
Terlepas dari hal tersebut, sikap Presiden Jokowi yang tak ingin terjerumus boleh jadi adalah gestur yang baik. Bagaimana tidak, banyak pihak yang khawatir demokrasi negeri ini akan terancam kalau sang presiden setuju dengan usul tersebut. Syukurlah Pak Jokowi punya sikap yang berbeda.
Meski demikian, hal ini bukan berarti membuat masyarakat bisa segera berleha-leha. Masih banyak yang trauma dengan kasus Perppu KPK beberapa waktu lalu. Sepertinya, kaca pembesar masih perlu diangkat untuk melihat bola liar wacana tiga periode masa jabatan presiden ini akan seperti apa. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.