HomeCelotehSemua Salah Mahfud MD?

Semua Salah Mahfud MD?

“All the decisions we made in the past leads us inexorably into the future.” – Tokyo, Money Heist (2017-sekarang)


PinterPolitk.com

Sudah seharusnya setiap peristiwa atau kejadian dipertanyakan kembali. Sebuah pemikiran analisis yang seperti ini merupakan hal yang penting untuk senantiasa diterapkan.

Saat kita masih duduk di bangku sekolah, misalnya, cara berpikir yang kritis terkadang juga perlu untuk meningkatkan pengetahuan kita, yakni dengan terus bertanya ketika ada bagian pelajaran yang belum dipahami.

Mungkin, pemikiran kritis kayak gini bisa berguna banget tuh buat para polisi ketika harus menghadapi tim perampok yang dipimpin oleh El Profesor di Money Heist (2017-sekarang). Pasalnya, bukan nggak mungkin Inspektur Polisi Alicia Sierra harus memutar otak buat ngebongkar rencana-rencana El Profesor yang dengan sangat baik tersusun.

Mungkin, aksi ala Alicia ketika membongkar rahasia-rahasia El Profesor ini juga tengah dilakukan tuh oleh seorang pengamat politik yang bernama Rocky Gerung. Soalnya tuh, Pak Rocky ini bilang kalau terdapat aksi dan manuver seseorang lho di balik polemik kerumunan Habib Rizieq Shihab (HRS) beberapa waktu lalu.

Sosok yang disebut-sebut Rocky tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Hmm, banyak orang juga bilang sih kalau segala persoalan kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) HRS itu bermula dari pembiaran yang dilakukan oleh sang Menko Polhukam.

Selain itu, Pak Rocky juga bilang kalau pemanggilan yang dilakukan kepolisian kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini didorong oleh Pak Mahfud. Bisa aja sih ini asumsinya – mengingat Pak Menko Polhukam kan yang mengoordinasikan aparat-aparat yang berkaitan.

Meski begitu, pengamat politik yang dulunya merupakan seorang pengajar filsafat tersebut melihat Pak Mahfud ini koordinasinya amburadul. Perihal pengelolaan informasi, misalnya, pihak pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dianggap masih lemah.

Baca juga :  Belah PDIP, Anies Tersandera Sendiri?

Selain itu, Pak Rocky juga mempertanyakan tuh pemahaman Pak Mahfud soal Undang-Undang (UU) Karantina Kesehatan yang diduga dilanggar oleh Pak Anies. Coba diingat-ingat lagi. UU itu kan nggak jadi digunakan sebagai dasar penanganan pandemi dulu. Hmm.

Wah, melihat koordinasi yang amburadul gini, mungkin Pak Mahfud perlu belajar lagi deh ke El Profesor biar rencana-rencananya nggak gampang terbongkar. Atau mungkin, Pak Menko Polhukam belajar juga deh ke Clifford DeVoe alias The Thinker yang ada di series yang berjudul The Flash (2014-sekarang).

Wah, apalagi nih, Pak Mahfud sempat jadi perhatian warganet dan publik lho gara-gara polemik ini. Nggak sedikit dari sorotan itu menuntut Pak Menko Polhukam diberhentikan oleh Pak Jokowi.

Waduh, mungkin nggak ya Pak Mahfud ini dicopot nanti sama Pak Presiden? Pak Jokowi kan juga udah beberapa kali ngasih sinyal buat reshuffleHmm.

Kalau iya benar kena reshuffle, kasihan juga sih Pak Mahfud. Dulu sempat dijanjikan untuk dijadikan calon wakil presiden. Eits, Pak Jokowi malah memilih Kiai Ma’ruf Amin. Sekarang, sudah turun level jadi Menko Polhukam, terancam kena sial lagi di tengah isu reshuffle.

Ya, itu juga masih wacana dan tuntutan aja sih. Soalnya tuhnggak sedikit juga yang menilai bahwa Pak Mahfud ini sebagai salah satu orang yang dipercaya Pak Jokowi. Jadi, semua kembali ke keputusan dari Pak Presiden ya, sobat-sobat. Hehe. (A43)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?