Site icon PinterPolitik.com

Satire Halus Dua Menteri Jokowi

Satire Halus Dua Menteri Jokowi

Mendikbud Nadiem Makarim (kiri) dan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan (kanan). (Foto: Istimewa)

“Satire is moral outrage transformed into comic art” – Philip Roth, penulis novel asal Amerika Serikat


PinterPolitik.com

Apa jadinya kalau elemen “kaget” masuk di industri televisi? Jawabannya pasti menguntungkan. Nah, itu lihat saja program televisi Uang Kaget, beruntung nian kan. Terus, apa jadinya kalau “kaget” masuk di ranah sepak bola? Jawabannya masih kondisional, tergantung kagetnya bagaimana dulu.

Kalau kaget seperti pemain belakang yang tidak menyangka si striker lawan bergerak ‘tanpa bayangan’, itu mengkhawatirkan. Ya iya kan, itu namanya sama saja tidak perhatian alias teledor sama sisi pertahanan tim. Tapi, kalau kaget kayak kisah Leicester City FC yang juara Liga Inggris tahun 2016, ya itu namanya pembuktian, patut dibanggakan.

Terakhir, bagaimana kalau “kaget” ini masuk di dalam pemerintahan? Pasti menggelikan. Pasalnya, pemerintah ini dianggap tahu sebelum warga tahu atau dalam bahasa Jawa disebut “weruh sedurunge winarah“.

Jadi, masa sudah punya kemampuan manajerial, didukung tenaga pikiran dan satuan badan yang tangguh, masih kaget melihat fakta di lapangan? Setidaknya, begitulah yang sedang dialami oleh dua menteri tercinta kita, representasi wajah tua dan muda, yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut B. Panjaitan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Mimin tidak habis pikir, kok bisa sekelas Opung Luhut yang terkenal malang-melintang di percaturan politik lokal dan nasional ini berkomentar seperti ini, “Kita baru sadar kalau perlu obat-obatan, farmasi kita ternyata 90 persen impor.” Lucunya lagi, komentarnya Opung kita itu tertuju pada persoalan Covid-19 yang seharusnya sudah jauh-jauh hari disadari penanganannya atau mitigasi.

Hmmm, by the way, sebentar nih, ini doi kaget beneran atau hanya gimmick – bahkan satire – nih, gengs? Pasalnya, gakmungkin banget ya, cuy, sekelas Opung Luhut yang sudah melanglang buana di jagat militer dan struktur pemerintah tidak mengetahui hal ini. Terlebih, doi sudah dua periode berjalan di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.

Kalau ternyata ini ungkapan satire doi, Opung Luhut kira-kira menyindir siapa ya, cuy? Kita sebagai pemirsa yang budiman penasaran nih. Hehehe.

Tidak jauh beda dari Opung, Mas Mendikbud, Nadiem Makarim, juga begitu, cuy. Bayangkan saja, kok ya ada orang di Nusantara ini yang berkomentar, “Lalu ada yang bilang tidak ada sinyal TV bahkan ada yang bilang tidak punya listrik. Itu bikin saya kaget luar biasa, saya pun belajar sebagai menteri bahwa Indonesia ini masih banyak area-area yang sebenarnya tidak terbayang bagi kita di Jakarta.”

Lucu gak sih, gengs? Padahal secara sadar, setiap kali rapat antar kementerian kan tentu dikasih paparan tentang keadaan Indonesia di pedalaman. Lagian, kalau memang sudah tidak ada daerah yang kekurangan, ya buat apa masih ada kementerian yang menangani daerah tertinggal, Mas Nadiem? Duh, ada-ada saja.

Tapi kita juga harus jeli nih, gengs, melihat statement Mas Menteri ini. Sekelas Menteri seperti Nadiem, kan tidak mungkin doi gak tahu kondisi Indonesia sebenarnya bagaimana. Jika ini bentuk satire juga seperti pernyataan Opung Luhut, semoga yang disindir Mas Menteri segera sadar ya, cuy, sehingga Indonesia bisa semakin baik ke depannya.

Nah, lebih jauh dari itu semua, dua Menteri Presiden Jokowi ini dalam membuat satire kok halus banget ya, gengs. Apa jangan-jangan sering baca berita di PinterPolitik.com – jadi alus banget dalam membuat satire? Hehehe. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version