Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunggah foto atas kehadirannya di sebuah acara bertemakan Pokémon. Apakah Sandiaga siap menjadi “Pokémon trainer” untuk memenangkan “turnamen” di tahun 2024?
“Strong Pokémon. Weak Pokémon. That is only the selfish perception of people. Truly skilled trainers should try to win with all their favorites” – Karen, Pokémon Gold (1999), Silver (1999), Crystal (2000), HeartGold and SoulSilver (2009)
Dihadapkan pada sejumlah pilihan terkadang terasa sulit. Bagaimana tidak? Pilihan dan keputusan yang akan diambil sudah pasti akan mempengaruhi apa yang terjadi di masa depan.
Mungkin, inilah yang dirasakan oleh trainer Pokémon ketika dihadapkan oleh tiga pilihan Pokémon di awal. Nah, kalian yang dahulu bermain serial games Pokémon di Game Boy dan Nintendo DS pasti pernah ngerasain hal ini.
Hmm, kenapa ya pilihan Pokémon di awal permainan menjadi penting? Nah, tanpa kita sadari, pilihan Pokémon yang kita ambil itu juga menentukan petualangan Pokémon trainer yang kita mainkan.
Nah, mungkin, hal yang sama pun berlaku di turnamen-turnamen selain turnamen Pokémon. Salah satunya bisa jadi adalah “turnamen” menuju kontestasi politik pada tahun 2024 mendatang.
Ngomongin soal politik nih, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno beberapa waktu lalu hadir di sebuah pameran bertemakan Pokémon di Jakarta. Di sana, Sandiaga juga memberikan sambutan dan menjelaskan sedikit bagaimana franchise Pokémon bermula.
Hmm, siapa tahu kan kalau Pak Sandiaga juga perlu belajar dari bagaimana realitas turnamen Pokémon berjalan di gim-gim videonya – yakni bagaimana pilihan di awal bisa berpengaruh pada jalannya cerita? Ini juga berlaku dong soal pilihan partai politik bila – misalnya – ingin maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hehe.
Boleh jadi, bila dianalogikan layaknya turnamen Pokémon, “turnamen” menuju 2024 ini bisa dimulai dari kisah pemilihan Pokémon antara Pidgeot (berbentuk burung), Tauros (berbentuk banteng), dan Solrock (berbentuk matahari).
Nah, Sandiaga kayak-nya perlu memilih salah satu nih agar bisa ikut “turnamen”. Barang kali, para Pokémon ini bisa kita bilang mirip-mirip sama partai politik (parpol) ya – yakni Pidgeot (mirip lambang Gerindra), Tauros (mirip lambang PDIP), dan Solrock (mirip lambang PAN).
Mungkin, Sandiaga udah cocok sama Pokémon Pidgeot. Namun, bisa aja ada “trainer” yang lebih ahli dalam memainkan Pidgeot – yakni Prabowo Subianto. Sementara, ada juga dua “trainer” yang jago dengan Tauros, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
Waduh, jadi agak bingung nih kalau Sandiaga mau ikut “turnamen” di 2024 tuh. Pasalnya, gimana pun, Pak Sandiaga butuh salah satu “Pokémon” biar bisa maju.
Kalau mengacu ke tulisan Kimberly Casey yang berjudul Defining Political Capital, modal sosial – seperti relasi sosial dan jaringan sosial – perlu juga tuh biar bisa jadi modal politik. Bukan nggak mungkin, selain persoalan syarat, parpol bisa mengisi modal tersebut.
Hmm, jadi, gimana nih, Pak Sandiaga? Mau tetap berpegang teguh dengan Pidgeot atau gimanaa? Apa perlu nih Pak Sandiaga cari lagi Pokémon lain dengan PokéBall – alias modal-modal yang ada selain parpol? Hmm, menarik untuk diamati kelanjutannya. (A43)