Ajang balapan Formula E rampung dilaksanakan. Sebagai ketua pelaksana, Ahmad Sahroni dianggap sukses besar atas terselenggaranya perhelatan ini. Lantas, apakah Sahroni adalah joki Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan?
Ahmad Sahroni yang dikenal sebagai crazy rich Tanjung Priok sedang fokus menjalankan tugasnya menjadi Ketua Panitia atau Organizing Committee Formula E. Perhelatan itu sendiri telah dianggap sukses besar.
Bendahara Umum Partai NasDem ini disebut sebagai orang yang paling strategis, yang menjadi penopang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menggelar Formula E yang penuh dengan berbagai intrik dan kritik.
Pemilihan Sahroni seakan memperlihatkan kecerdasan Anies memilih eksekutor yang cerdik. Setidaknya terdapat tiga alasan yang disebut Anies. Pertama, karena Sahroni merupakan sosok yang berpengalaman dalam kegiatan balap mobil internasional. Kedua, beliau adalah ketua perkumpulan mobil listrik. Ketiga, Anies menunjuk Sahroni karena ia adalah Sekretaris Jenderal Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Layaknya sebuah balapan, setelah ditunjuk Sahroni langsung tancap gas. Ia mampu menjawab setiap intrik dan kritik yang dilayangkan untuk Formula E. Mulai dari permasalahan teknis seperti peristiwa robohnya rooftop sebelum acara, hingga tidak adanya sponsor dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk perhelatan Formula E.
Dalam story instagramnya, ia menyesalkan BUMN, seperti PLN yang dianggap tidak mendukung penyelenggaraan Formula E. Dengan terampil, ia menjelaskan bahwa Formula E hanya bisa diklaim oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena event ini dilaksanakan di era Jokowi, bukan Anies, bahkan bukan pula dirinya yang hanyalah pelaksana.
Sahroni dianggap kader NasDem yang cerdik dalam mengolah kata, terkesan sederhana dalam bertutur ala warga Jakarta Utara, tapi pernyataannya penuh dengan makna. Persis seperti skill yang dimiliki Anies saat berhadapan dengan wartawan.
Mungkin bisa dikatakan Anies cerdas memilih joki untuk memenangkan perhelatan Formula E. Seolah ucapan Sahroni adalah ucapan Anies dengan versi yang berbeda. Hal ini mirip betul dengan konsep filosofi Jawa “nabok nyilih tangan”, yaitu memukul dengan cara meminjam tangan orang lain.
Anies seolah ingin menerapkan pula nasihat perang Sun Tzu yang mengatakan gunakan tangan orang lain untuk kalahkan musuh. Dengan perhitungan yang baik, memilih tangan yang tepat akan membuat peluang keberhasilan strategi ini semakin besar dan memuaskan.
Hmm, jadi pemenang balapan Formula E Jakarta 2022 bukanlah Mitch Evans dari tim Jaguar TCS Racing, melainkan Ahmad Sahroni yang jadi joki sang Gubernur Anies. (I76)