Selain persoalan perbaikan naskah Kamus Sejarah yang sempat timbulkan polemik terkait hilangnya nama KH Hasyim Asy’ari, Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri juga sempat meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim untuk meluruskan sejarah terkait peristiwa tahun 1965. Apa perlu Nadiem buka jasa perbaikan (servis) sejarah masa lalu?
“Those who control the present control the past and those who control the past control the future” – George Orwell, 1984 (1949)
Publik dan media akhir-akhir ini tengah diramaikan oleh isu reshuffle kabinet. Gimana nggak? Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu memunculkan rencana untuk meleburkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) guna membentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Alhasil, masyarakat jadi ramai tuh. Soalnya nih, kalau emang benar mau dilebur, muncul pertanyaan akan siapa yang bakal menduduki kursi pucuk pimpinan badan tersebut. Kan, ada dua menteri sekaligus yang kini masih menjabat di dua kementerian itu, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro.
Uniknya lagi nih, Mas Nadiem malah menjadi sorotan banyak orang lho. Pasalnya, kementerian yang dipimpinnya tersebut baru saja melakukan blunder lho. Beberapa waktu lalu, beredar naskah Kamus Sejarah rilisan Kemdikbud yang tidak mencakup nama salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH Hasyim Asy’ari.
Alhasil, langsung tuh, Mas Nadiem menanggapi polemik tersebut dan langsung memerintahkan perbaikan atas naskah Kamus Sejarah tersebut. Sejumlah unsur NU – seperti Yenny Wahid – pun memberikan apresiasi akan sikap tanggap Mas Mendikbud.
Tapi nih, ternyata, permintaan akan perbaikan hal-hal yang berhubungan dengan sejarah ini nggak cuma muncul dari kalangan NU lho. Salah satunya juga datang dari Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
Bu Mega pada tahun 2020 lalu pernah meminta Mas Nadiem untuk meluruskan fakta-fakta sejarah yang terjadi dalam peristiwa pada tahun 1965 silam. Menurut Presiden ke-5 tersebut, ada banyak fakta sejarah soal peristiwa itu yang dipotong, disampingkan, sampai dihapus lho.
Baca Juga: Siasat Nadiem “Rayu” Megawati?
Hmm, apa jangan-jangan pertemuan Mas Nadiem dengan Bu Mega kemarin berkaitan dengan permintaan perbaikan sejarah ya? Kan, Mas Mendikbud bilang sendiri kalau pertemuan tersebut bertujuan untuk meminta masukan terkait dunia pendidikan tuh. Hehe.
Ya, terlepas dari alasan di balik pertemuan itu, mungkin Mas Nadiem bisa nih buka jasa perbaikan (servis) atas fakta-fakta sejarah di masa lampau nih. Lha, gimana nggak? Permintaan “servis” sejarah ini sepertinya bakal terus menghantui Mas Mendikbud nih.
Mas Nadiem mungkin bisa tuh meminjam mobil mesin waktu milik Dr. Emmett Brown yang ada di film Back to the Future (1985) tuh. Kan, Dr. Brown bersama George McFly udah biasa tuh melakukan perjalanan waktu ke masa lampau buat mengubah masa depan. Hehe.
Mungkin nih, biar nggak sama persis dengan judul film tersebut, jasa Mas Nadiem ini bisa dinamakan sebagai Go-Back-to-the-Future tuh. Kan, secara grammar bahasa Inggris, masih benar juga tuh namanya.
Hayoo, siapa nih yang nggak ingin diperbaiki masa lalunya? Siapa tahu kan segala persoalan kita dengan mantan bisa diperbaiki dan tetap langgeng tuh? Huhu, mimin jadi sedih.
Ya, barang kali, dengan kemampuan Go-Back-to-the-Future, Mas Nadiem bisa dibanggakan tuh oleh Pak Jokowi. Apalagi kan Pak Presiden pernah janji untuk menuntaskan pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat di masa lalu. Lumayan, kan, Pak Presiden bakal sangat membutuhkan Mas Nadiem tuh. Bisa hilang tuh segala kecemasan reshuffle. Hehe. (A43)
Baca Juga: Siapa Pengganti Nadiem Makarim?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.