Permadi Arya alias Abu Janda disoroti karena dinilai telah menistakan agama Islam melalui cuitannya. Apakah ini saatnya Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin untuk tindak “Ahok” baru?
Bapak Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno, dulu pernah bilang kalau sejarah itu penting. Bahkan, Presiden pertama Indonesia tersebut mengingatkan agar jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Bukan nggak mungkin, pesan dari Bung Karno tersebut merupakan pesan penting yang perlu diilhami oleh banyak orang, termasuk oleh Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin. Gimana nggak? Kini, ada sejumlah desakan agar Pak Kiai mau “beraksi” kembali atas insiden baru-baru ini.
Kalau kita ingat-ingat lagi, Pak Kiai Ma’ruf dulu merupakan salah satu sosok yang lantang dan tegas lho, khususnya soal kasus penistaan agama yang disebut-sebut dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Hayoo, siapa yang nggak ingat? Polemik penistaan agama tersebut dulu sampai menyita perhatian publik dan media di hampir seluruh Indonesia lho. Apalagi, kala itu juga tengah ramai perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Nah, Pak Kiai Ma’ruf dulu itu bisa dibilang menjadi sosok yang berperan penting lho. Gimana nggak? Sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kala itu, Pak Kiai mengeluarkan sebuah dokumen berisikan pendapat dan sikap keagamaan mengenai polemik yang menghantui Ahok.
Gara-gara itu, sejumlah massa pun berkumpul untuk melakukan protes terhadap Ahok. Bahkan nih, suatu kelompok yang menamakan diri mereka sebagai Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) ikut muncul dan mengisi diskursus masyarakat. Akhirnya, Ahok dinyatakan bersalah dalam pengadilan.
Baca Juga: Indonesia Tak Butuh Ma’ruf Amin?
Nah, dengan sejarah ini, seharusnya polemik yang sama nggak perlu diulang sih. Tapi nih, perilaku penistaan kini tampaknya terulang kembali. Kali ini, dugaan ini menghantui seorang pegiat media sosial yang dikenal dengan nama Permadi Arya alias Abu Janda.
Hmm, kata Mas Permadi ini, Islam itu datang ke Nusantara dengan nada arogan tuh. “Islam memang agama pendatang dari Arab. Agama asli Indonesia itu Sunda Wiwitan, Kaharingan, dll. Dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli,” begitu cuitnya.
Wah wah, akhirnya, banyak pihak ikut mengomentari. Beberapa tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU), misalnya, menilai cuitan Permadi sebagai cara memahami Islam yang salah. Selain itu, kritik juga datang dari mantan Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnain.
Menariknya nih, Tengku Zul ini justru malah meminta Pak Kiai Ma’ruf untuk memerintahkan polisi memproses si Permadi. Kata beliau sih, ini perlu dilakukan agar warga umat Islam lainnya tidak marah dan malah bertindak di luar hukum.
Wah, mungkin nih, Pak Kiai Ma’ruf bisa mengulang kembali perannya kala polemik Ahok pada tahun 2016-2017 silam. Kan, Pak Wapres dulu juga sering kelihatan tuh berada di barisan yang menganggap Ahok telah menistakan agama Islam.
Lagipula, ini kan bisa jadi kesempatan tuh buat Pak Wapres membuktikan diri bahwa pengaruh yang luas masih dimilikinya. Apalagi, telah tersebar kabar bahwa Pak Kiai Ma’ruf ini sering away from keyboard (AFK) dan mulai tidak dihiraukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hmm, kalau benar Pak Wapres akhirnya ikut bersikap, bisa jadi hal yang menarik ya. Mungkin, inilah saatnya Pak Kiai Ma’ruf tidak lagi AFK dan mulai unjuk gigi. Menarik untuk diamati nih kelanjutannya – secara kemarin si Permadi juga menantang lomba lapor-laporan ke polisi. Hehe. (A43)
Baca Juga: Jokowi “Pelit” ke Ma’ruf?