Site icon PinterPolitik.com

Saatnya Jokowi Semprot Menhub?

Saatnya Jokowi Semprot Menhub

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. (Foto: VOI)

I have no special talent. I am only passionately curious” – Albert Einstein, ahli fisika asal Jerman


PinterPolitik.com

Cuy, munculnya terjangan Covid-19 ke Indonesia sejak awal tahun lalu hingga sekarang pasti membuat kalian gamang dan serba salah ya, gengs. Ya, gimana lagi? Kalau kita keluar rumah, nanti bisa terpapar virus Corona. Namun, kalau nggak keluar, nggak bisa makan karena nggak bisa cari pundi-pundi cuan untuk bertahan hidup. Hehehe.

Ternyata, kegalauan itu tidak hanya menerjang kita sebagai warga negara loh, tetapi juga negara. Hal ini terlihat banget, cuy. Pasalnya, baru saja Selasa lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas (ratas) dengan jajarannya dan membahas tentang persiapan langkah antisipasi penyebaran Covid-19 pada libur panjang dalam sepekan ini.

Dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi mengingatkan agar peningkatan laju penularan Covid-19 tidak terjadi setelah masa libur. Bahkan Pak Presiden sampai bilang bahwa Indonesia pernah memiliki rekam jejak buruk soal kenaikan kasus yang lumayan tinggi kala momen libur panjang seperti ini.

Eh, nggak disikapi dengan pengetatan aturan perjalanan, ladalah, baru saja Kementerian Perhubungan malah mengeluarkan kebijakan pemberian stimulus penerbangan sebesar Rp 215 miliar. Nah, dari total stimulus tersebut, sekitar Rp 175 miliar di antaranya ditujukan untuk pembebasan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau yang sering dikenal sebagai passenger service charge (PSC), gengs.

Walhasil, ya tiket pesawat harganya pasti lebih murah dibandingkan harga pada hari biasa, cuyWeleh-weleh.

Dan yang bikin lebih melongo nih, stimulus ini akan berlaku hingga 31 Desember yang notabene itu akhir tahun dan pasti bakal ada kenaikan wisatawan. Terlebih, itu ada momen libur panjang banget ya, sob, karena memang untuk pengganti hari libur lebaran kemarin.

Kita paham kok sebenarnya apa yang dirasakan negara tetapi mbok ya untuk keamanan negara jangan menggunakan double standard begitu. Dalam waktu bersamaan, tetap ingin agar kesehatan dan ekonomi seimbang. Ya, tentu itu akan susah tercapai – terlebih saat ini bukan kondisi normal seperti biasanya.

Soalnya, kalau mendadak memberikan stimulus, sedangkan Presiden Jokowi menghimbau agar menekan laju penularan Covid-19, jadinya terkesan tidak selaras dengan keinginan penekanan Covid-19.

Ini mirip dengan dunia supporter. Melarang away days apalagi naik truk tapi kendaraan gak dipantau bahkan penyewaan truk dibuat lebih murah dibanding dengan hari-hari biasanya. Namanya wisatawan itu layaknya supporter. Kalau sudah berhasrat, beh, susah untuk dihalangi – apalagi ada celah yang menguntungkan. Upss. (F46)

Exit mobile version