Pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) menyebut Ganjar Pranowo bisa menjadi ketua tim sukses Puan Maharani sebagai balas budinya untuk PDIP. Lantas, mungkinkah saran itu terwujud?
Pecinta anime tentu sangat akrab dengan anime Kapten Tsubasa. Sosok yang dikenal dengan jargon “bola adalah teman” ini adalah pemain sepakbola berposisi gelandang dengan keterampilan olah bola yang luar biasa.
Sepanjang perjalanannya, Tsubasa Ozora memiliki banyak rekan yang luar biasa. Di posisi penjaga gawang ada Genzō Wakabayashi, sementara di posisi penyerang ada Kojiro Hyuga yang memiliki tendangan yang sangat keras.
Jika membahas rekan-rekan Tsubasa, satu yang paling diingat mungkin adalah Taro Misaki. Sama-sama berposisi sebagai gelandang serang (attacking midfielder), permainan Tsubasa dan Misaki layaknya seperti Xavi Hernández dan Andrés Iniesta di Barcelona.
Permainan tiki-taka atau umpan pendek dengan pergerakan dinamis ala Barcelona juga diperlihatkan Tsubasa dan Misaki. Dari saling umpan dengan Misaki, Tsubasa akan menuntaskannya menjadi gol ke gawang lawan.
Nah, menariknya, permainan tiki-taka ala Barcelona dan Tsubasa-Misaki sepertinya juga ada di dunia politik Tanah Air. Tapi bedanya, ini bukan saling umpan bola, melainkan saling umpan sindiran. Ya, ini soal dua politisi PDIP, yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Kita tentu melihat, keduanya – tepatnya pendukungnya – terlibat saling umpan serangan politik. Kubu pendukung Ganjar mengungkit soal elektabilitas Puan yang rendah, sementara kubu sang Ketua DPR RI mengungkit soal Ganjar sebagai kader partai yang tidak taat komando.
Karena saling umpan serangan masih terus terjadi, pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) memiliki saran yang sepertinya cukup membantu. Ungkap Hensat, Ganjar bisa menjadi ketua tim sukses (timses) Puan di Pilpres 2024. Itu dilakukan sebagai balas budinya kepada PDIP yang telah membesarkannya.
Rahmat Sahid dalam bukunya Puan Maharani Matang dalam Kerja Keras Politik, menjelaskan bahwa Puan adalah sosok yang menjadi ketua tim sukses Ganjar ketika maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) 2013 lalu.
Yang menarik, ketika diusung popularitas Ganjar jauh tertinggal dari petahana Bibit Waluyo. Ganjar hanya 6,3 persen, sementara Bibit sebesar 77 persen. Menurut Rahmat Said, saat itu banyak media yang menyebut PDIP “bunuh diri” karena tidak mencalonkan Wakil Gubernur Jateng, Rustriningsih yang memiliki popularitas sebesar 40,6 persen.
Namun, seperti yang dicatat sejarah, segala bentuk keraguan itu gugur. Di bawah kepemimpinan Puan Maharani, Ganjar Pranowo terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah. Di sini kita bisa memahami, fakta yang dijelaskan Rahmat Said merupakan apa yang disebutkan Hendri Satrio sebagai balas budi.
Nah, sekarang mungkin pertanyaannya ada pada Ganjar. Apakah budi di 2013 itu akan dibalas di 2024 nanti?
Yang menarik, kendati Hensat menyarankan demikian, ia juga memberi catatan bahwa hal sebaliknya juga bisa terjadi. Bukan tidak mungkin, Puan kembali menjadi ketua timses Ganjar. Ya, seperti halnya duet Tsubasa-Misaki, yang mencetak gol adalah mereka yang memiliki tendangan terhebat.
Tsubasa memiliki tendangan jarak jauh yang melegenda. Sekarang di Ganjar dan Puan, siapa yang memiliki tendangan hebat? Atau mungkin tepatnya, siapa yang paling besar kemungkinannya untuk menang jika maju di Pilpres 2024? (R53)