“It’s the eye of the tiger, it’s the thrill of the fight, risin’ up to the challenge of our rival,” – Survivor, Eye of the Tiger
PinterPolitik.com
Isu Omnibus Law sepertinya tengah jadi perbincangan banyak orang ya. Banyak masyarakat misalnya yang khawatir RUU Omnibus Law Cipta Kerja nanti kalau disahkan bakal mempersulit kehidupan para pekerja. Di lain pihak, ada juga para buzzer yang sibuk memberikan dukungan mereka kepada RUU tersebut.
Di antara berbagai pembicaraan itu, sepertinya, berbagai isu jadi kurang mantap kalau gak ada kata-kata menghantam dari Rocky Gerung. Sosok yang kerap jadi narasumber acara temuwicara itu punya pandangannya tersendiri terhadap RUU yang kerap disebut sapu jagat itu.
Alumnus Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu menyoroti kalau ide awal dari Omnibus Law itu adalah soal pertumbuhan ekonomi. Ia kemudian melakukan perbandingan soal isu pertumbuhan ini dengan pertumbuhan ekonomi di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Pak Rocky menyebut kalau di era kepresidenan Pak SBY, pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh hingga 6 persen meskipun tanpa Omnibus Law. Oleh karena itu, ia kemudian memepertanyakan jalan pikiran dalam pembuatan RUU tersebut.
Secara khusus, Pak Rocky juga menyoroti kalau RUU ini memiliki kecenderungan untuk memanjakan investor. Lalu, ia juga mengaitkannya dengan Presiden Soekarno yang ia bilang di dalam pikirannya gak ada UU yang menghina buruh.
Hmmm, kata-kata Pak Rocky ini ada benarnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di periode kedua Pak SBY pertumbuhan ekonomi Indonesia memang ada di kisaran 6 persen yaitu 6,81 persen pada 2010, 6,44 persen (2011), 6,19 persen (2012), dan 5,56 persen (2013).
Nah, pertumbuhan itu bisa kejadian meski gak ada Omnibus Law yang dianggap banyak aktivis dan organisasi buruh mengurangi hak-hak buruh. Maka dari itu, idealnya sih memang berbagai isu perburuhan itu bisa diberi perhatian khusus, jangan sampai hak-hak pekerja jadi korban.
Lagian ya, mungkin gak sih investor jadi enggan berinvestasi itu bukan karena pemenuhan hak-hak buruh? Mungkin gak ya mereka enggan keluar dana gegara perilaku korup pejabat yang suka mengutip uang sana-sini saat mengurus perizinan usaha dan investasi?
Mungkin aja hal itu bisa jadi perhatian ya. Kan seperti Pak Rocky bilang, di era Pak SBY aja, gak ada Omnibus Law yang dikritik buruh, pertumbuhan tetap tembus 6 persen. Jadi ya, idealnya sih tetap bisa menembus pertumbuhan ekonomi tinggi tanpa harus mengorbankan hak-hak para pekerja. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.