“Kemarin saya pintar, jadi saya ingin mengubah dunia. Hari ini saya bijaksana, jadi saya mengubah diri saya sendiri” – Jalaluddin Rumi, Penyair dan Filsuf asal Persia
PinterPolitik.com
Ada yang pernah nonton film serial tentang kepemimpinan Jon Snow dalam Game of Thrones? Kalau belum, nih miminceritakan salah satu plotnya.
Jadi, dalam ending season kelima, Snow diceritakan meninggal dunia. Parahnya, dia dibunuh bukan oleh musuh yang nyata, cuy, melainkan oleh pengikut setianya yang bernama Olly.
Padahal si Olly ini merupakan anak didik Jon Snow. Saat menonton plot ini, mimin jadi paham betul kenapa kok dalam organisasi ada sumpah setia pada pimpinan.
Tentu, jawabannya kalian sudah pada paham kan? Bahwa ego pribadi harus tunduk di bawah keputusan matang seorang leader.
Kalau tidak, maka adegan Jon Snow yang dibunuh akibat si Olly tidak sepakat dengan kebijakan pimpinan akan terulang dalam kehidupan. Tentu ,bukan lewat pembunuhan, melainkan cukup dengan ‘membantah’ itu sudah menandakan pembangkangan, cuy.
Dalam politik kan juga banyak kejadian seperti itu. Sebut saja Julius Caesar yang dilawan oleh anak buahnya sendiri. Hal yang sama juga diperagakan oleh aktor politik zaman kini. Nggak usah jauh-jauh ke negara lain deh, sebab di negara sendiri juga banyak nian.
https://www.instagram.com/p/CCcqFzMBrSY/
Salah satu yang terbaru adalah beda pendapat antara Pak Mahfud dan Pak Yasonna terkait kelanjutan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Mimin juga heran kok sampai bisa berselisih.
Padahal Pak Mahfud sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) ini kan tingkat koordinasinya lebih tinggi dibandingkan Pak Yasonna yang menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM (Menkumham).
Usut punya usut, keduanya silang pendapat di mana Pak Mahfud menyatakan kalau sikap pemerintah adalah menunda Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Sementara, Pak Yasonna bilang kalau pemerintah sebenarnya belum menentukan sikap.
Sontak saja, ini membuat beberapa kalangan tersentak, terutama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang paling getol menolak RUU HIP. Bahkan, lewat politisinya bernama Pak Mulyanto, PKS menuding seakan ada unsur politik soal sikap pemerintah yang berbeda ini, cuy. Mimin sih ngerasanya juga begitu sih.
Apa mungkin ini karena kedekatan dengan partai politik tertentu ya? Pasalnta, Pak Yasonna kan identik dan punya keterkaitan kuat dengan parpol yang disinyalir paling getol soal kelanjutan RUU HIP, yakni PDIP.
Wah apa jangan-jangan Pak Yasonna masih berat nih untuk merelakan penundaan RUU HIP? Kan, usaha parpolnya sudah gaspol kan ya. Hehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.