Sebuah laga antara mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tampaknya sedang memanas kembali. Pasalnya, beberapa waktu lalu, IDI memutuskan untuk memecat Terawan.
Laga tinju yang terjadi di antara figur-figur publik tampaknya semakin ramai. Pertandingan tinju antara Azka Corbuzier dan Vicky Prasetyo, misalnya, baru saja berakhir beberapa waktu lalu – dengan Azka yang keluar sebagai pemenangnya.
Namun, pertandingan yang harusnya berjalan selama tiga ronde tersebut hanya berakhir menjadi dua ronde. Ini terjadi karena pertimbangan wasit yang memutuskan adanya technical knockout (TKO) – situasi di mana salah satu petinju mengalami knockout berkali-kali hingga dinilai tidak bisa melanjutkan pertandingan.
Vicky dinilai tidak mampu melanjutkan pertandingan setelah di-knockout oleh berbagai pukulan dari Azka. Seperti yang dijelaskan di atas, atas alasan inilah akhirnya wasit memutuskan bahwa pemenangnya adalah putra dari pesulap dan influencer populer yang bernama Deddy Corbuzier tersebut.
Namun, mengapa pertandingan tinju antara Azka dan Vicky ini bisa terjadi mulanya? Ada yang bilang ini semacam perebutan antara Deddy dan Vicky yang merupakan sama-sama mantan suami dari Kalina Oktarani.
Terlepas benar atau tidaknya bahwa itu menjadi penyebabnya, persaingan seperti ini sering terjadi. Bila mengacu pada pendekatan realis dalam politik, perebutan seperti ini biasa terjadi untuk memperebutkan kekuatan (atau kekuasaan).
Banyak juga hal yang menggambarkan persaingan dan rivalitas antara dua pihak – mulai dari lagu Yovie & Nuno yang berjudul “Dia Milikku” (2007), rivalitas Barcelona dan Real Madrid, hingga persaingan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto yang sudah terjadi selama dua ronde.
Tentunya, belum tentu setiap “ronde” dalam persaingan dimenangkan oleh satu pihak saja – kecuali Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019. Ada kalanya juga satu pihak lain memenangkan beberapa ronde.
Kita bisa ambil perseteruan antara mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai salah satu contohnya. Bagaimana tidak? Di ronde pertama, tepatnya pada tahun 2018 silam, Terawan pernah dipecat oleh IDI karena dianggap melakukan pelanggaran kode etik kedokteran.
Namun, pemecatan tersebut dibatalkan pada tahun berikutnya, yakni kala Terawan akhirnya diangkat Jokowi untuk menjadi Menkes. Mungkin, ronde kedua ini telah dimenangkan oleh Terawan.
Namun, baru-baru ini, ronde ketiga bisa jadi malapetaka kembali bagi Terawan. Bagaimana tidak? Mantan Menkes tersebut akhirnya mendapatkan pemecatan kembali dari asosiasi kedokteran tersebut.
Sontak saja, Terawan yang disebut dekat dengan banyak politisi dan sosok-sosok penting di militer mendapatkan banyak dukungan dari anggota-anggota DPR. Di sisi lain, pemecatan yang dilakukan oleh IDI diduga merupakan keputusan politis.
Apakah ronde selanjutnya – setelah ronde ketiga – ini akan berjalan dengan sengit? Mungkin, para “promotor” politis di balik ronde kali ini juga perlu mempersiapkan “laga tinju” lanjutan antara Terawan dan IDI – menjadi ronde lanjutan untuk menentukan siapa yang bakal kena knockout (KO) lagi. (A43)