HomeCelotehRizal Ramli-Sri Mulyani: Musuh Abadi?

Rizal Ramli-Sri Mulyani: Musuh Abadi?

“Great rivalries don’t have to be built on hatred. They’re built on respect, on a respect for excellence” – Mike Krzyzewski, pelatih basket asal Amerika Serikat (AS)


PinterPolitik.com

Bagi para penggemar seri animeDeath Note mungkin bukan lagi judul yang asing. Gimana nggak? Seri manga dan anime satu ini punya penggemar dan pengikut yang jumlahnya nggak sedikit lho.

Sampai-sampai, franchise ini juga sempat dibuat dalam versi film live-action di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017 lho. Ya, meskipun filmnya mendapatkan respons yang buruk, ini juga menandakan bahwa franchise ini memiliki popularitas yang cukup luas.

Nah, di franchise ini, kisahnya bermula dari seorang remaja yang bernama Light Yagami alias Kira. Si Light ini mendapatkan buku ajaib (death note) yang bisa membunuh siapa saja ketika nama orang tersebut dituliskan.

Light akhirnya menggunakannya untuk membawa hukuman terhadap orang-orang yang menurutnya bersalah. Namun, aksi Light ini mendapatkan perlawanan dari Detektif L yang berusaha mengungkap identitas Kira.

Ya, terlepas dari aksi sakti death note itu, yang menarik justru adalah persaingan yang timbul antara L dan Light. Keduanya pun saling bermain strategi dan taktik dengan kemampuan intelijen.

Hmm, mungkin nih, persaingan ala L dan Light ini juga terjadi di Indonesia. Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sempat mengatakan bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Ani) kerap beradu argumen terkait ekonomi makro.

Boleh jadi nih, adu argumen berbasis data yang dimaksud oleh Pak Jokowi adalah perdebatan yang tengah terjadi antara Bu Ani dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Rizal Ramli (RR). Baru-baru ini, Pak RR kembali mengkritik kebijakan utang yang dijalankan oleh Bu Menkeu.

Baca juga :  Siasat Rahasia Prabowo-Sri Mulyani?

Wah, mungkin perdebatan antara Pak RR dan Bu Ani ini mirip-mirip lah ya dengan rivalitas ala L dan Light di Death Note. Pasalnya, kedua tokoh ini juga berdebat sejak tahun 2019 kemarin dan dilakukan secara intelektual dengan data dan argumen masing-masing.

Bu Ani, misalnya, menyindir kritik yang dilontarkan oleh Pak RR terkait sebutan “pengemis utang bilateral”. Kata sang Menkeu, hal itu sudah dibicarakan dan diumumkan ke publik lho dengan aturan Peraturan Presiden  (Perpres) No. 72 Tahun 2020 terkait sumber anggaran, termasuk pinjaman bilateral hingga multilateral.

Hmm, kalau adu argumennya berlanjut terus gini, Mas Jokowi – sapaan RR untuk Presiden – bakal menyikapi gimana ya? Soalnya, dengar-dengar, ada yang bilang kalau mantan Wali Kota Solo tersebut sempat nggak cocok dengan Bu Ani.

Apa mungkin nih Pak RR dilirik Pak Jokowi untuk masuk kabinetnya? Soalnya, ada juga lho yang bilang kalau Pak Jokowi ini mulai mendengarkan saran-saran Pak RR. Hmm.

Ya, terlepas dari rumor tersebut, Bu Ani juga udah menangani dampak ekonomi pandemi Covid-19 secara serius pastinya. Bukan nggak mungkin, kalau nggak ada Bu Ani, ekonomi bisa-bisa makin tidak tertangani. Hehe.

Soalnya nih, ada lho analisis yang menyebutkan kalau Bu Ani dinobatkan sebagai Menkeu terbaik karena kemampuannya mengelola ekonomi di tengah situasi sulit. Tapi kalau menurut Pak RR sih, Bu Ani mendapatkan penghargaan tersebut karena berutang dengan bunga yang tinggi sehingga membuatnya disenangi oleh penyedia jasa pinjaman internasional.

Nah lho, mana yang benar ya? Kayaknya kita nantikan aja deh gimana kelanjutan seteru antara Bu Ani dengan Pak RR ini. (A43)

Baca juga :  Kabar Gembira Prabowo untuk Petani & Nelayan!
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

AHY, the New “Lee Hsien Loong”?

Di tengah sorotan publik terhadap para pejabat yang dapat gelar akademis tertentu, pujian justru diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).