Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) memiliki usulan agar dibentuk sebuah grup percakapan yang berisikan kepala daerah, sekretaris daerah (sekda), dan dinas-dinas sosial. Grup ini ditujukan agar informasi terkait mitigasi bencana dapat diperoleh dengan cepat.
Siapa dari kalian yang belum nonton sebuah seri populer di layanan streaming Netflix yang berjudul Money Heist (2017-sekarang)? Seri yang memiliki judul asli La Casa de Papel ini menceritakan berbagai aksi perampokan yang dilakukan oleh El Profesor, Tokyo, Rio, Helsinki, Nairobi, dan kawan-kawan lainnya.
Aksi-aksinya pun dilakukan di fasilitas-fasilitas keuangan yang dimiliki pemerintah. Alhasil, aksi-aksi mereka pun diliputi dengan pesan-pesan anti-kemapanan yang didukung oleh sebagian masyarakat.
Pokoknya, keren deh aksi-aksi mereka – bahkan juga menegangkan hati. Dalam berbagai aksi itu, tentunya mereka juga menggunakan alat-alat yang mutakhir. Salah satunya adalah alat komunikasi berupa handheld transceiver (HT) atau walkie-talkie dalam sejumlah adegan.
Salah satunya adalah ketika El Profesor berusaha menghubungi Palermo setelah Lisbon diasumsikan ditembak mati oleh salah satu anggota kepolisian, Suarez. Mendengar kabar itu, El Profesor akhirnya marah dan menyatakan perang.
Tapi nih, kalau melihat El Profesor yang menggunakan HT ini, mimin jadi ingat dengan salah satu politikus dan pejabat di Indonesia nih. Beliau adalah Tri Rismaharini (Risma) yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos).
Gimana nggak? Bu Risma adalah sosok pejabat yang sangat identik dengan HT dan walkie-talkie lho. Mimin sebagai orang Surabaya ingat pol kalau Bu Risma itu selalu pegang HT ketika membantu masyarakat dengan mengatur lalu lintas serta membersihkan taman dan lingkungan.
Baca Juga: Inikah Cita-cita Risma?
Sampai-sampai, sejumlah pelawak dan komika juga melakukan hal yang sama lho ketika berusaha impersonate (menirukan) Bu Risma. Firza Valaza dengan karakternya Bu Resmi, misalnya, kerap tiba-tiba menggunakan sapu lidi bak sebuah HT.
Tapi, Mas Firza kayak-nya perlu ngerubah jokes-nya soal Bu Resmi nih. Soalnya, baru-baru ini, Bu Risma memberikan usulan agar dibentuk sebuah grup percakapan yang isinya terdiri dari kepala-kepala daerah, sekretaris-sekretaris daerah (sekda), dinas-dinas sosial (dinsos).
Tujuannya sih agar komunikasi dapat berjalan dengan lebih cepat ketika diperlukan upaya-upaya mitigasi bencana. Mungkin nih, Bu Risma merasa perlu untuk upgrade nih dari “mainan” lamanya ke yang baru.
Ya, gimana nggak? Kan, HT-nya nggak bisa meraih sinyal radio di seluruh Indonesia. Barang kali nih, dengan grup percakapan di aplikasi seperti WhatsApp, Bu Risma akhirnya bisa berkomunikasi dengan pejabat-pejabat terkait dengan lebih jelas juga tuh. Ya, semoga aja nanti grupnya malah nggak dipenuhi dengan jokes bapak-bapak dan broadcast “info dari grup sebelah” aja. Hehe.
Sebenarnya, bagus sih kalau ternyata upgrade ini bisa membantu Bu Mensos dalam menjalankan tugasnya. Mungkin, upgrade–upgrade soal komunikasi seperti ini juga diperlukan tuh oleh pejabat-pejabat lainnya – komunikasi publik soal penanganan pandemi Covid-19 misalnya. Hehe.
Untung aja, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mau melakukan upgrade tuh pada tim komunikasinya. Kalau nggak percaya, coba aja tanya ke Juru Bicara (Jubir) Kepresidenan Fadjroel Rachman – apalagi Bung Jubir dinilai malah sering menyebabkan perdebatan publik. Hehe. (A43)
Baca Juga: Mengapa Jokowi “Buang” Fadjroel?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.