Site icon PinterPolitik.com

Ridwan Kamil Pilih Golkar atau PAN?

Ridwan Kamil Pilih Golkar atau PAN?

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Bandung. (Foto: Detik)

“Berarti masih isu juga dong masuk ke Golkar. Kita juga mau menarik RK. Tapi masih isu, tunggu saja kepastiannya nanti,” – Yandri Susanto, Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN


PinterPolitik.com

Sekarang ini calon pemimpin di mana-mana diperebutkan oleh partai politik (parpol). Hal itu mungkin biasa saja.

Dicalonkannya Anies Baswedan oleh Partai NasDem – kemudian juga didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) – dapat menjadi salah satu contohnya.

Nah, baru-baru ini ada satu lagi sosok yang juga diperebutkan loh. Dengerdenger ada dua parpol yang sedang melirik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) alias Kang Emil untuk dijadikan kader parpol tersebut.

Dua partai yang dimaksud adalah Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Keduanya saling mengklaim bakal mendapatkan RK meskipun sampai saat ini RK belum pernah mengkonfirmasi di depan umum terkait parpol yang akan menjadi tempatnya bernaung.

Sedikit memberikan konteks, isu RK akan bergabung ke parpol bukan hal yang baru. Sejak jauh hari, RK sudah menyampaikan keinginan itu.

Dia Milikku, Bukan Milikmu~

Anyway, RK merupakan salah satu tokoh yang kerap masuk dalam survei tokoh favorit masyarakat sebagai calon presiden di 2024. Dia konsisten berada di lima besar tokoh dengan elektabilitas tertinggi.

Elektabilitas yang tinggi menjadi daya tawar dan alasan paling masuk akal kenapa RK diperebutkan.

Pencetus Ilmu Ekonomi modern Adam Smith pernah menjelaskan persoalan kualitas yang diperebutkan. Dia berdiri di atas asumsi bahwa suatu barang yang dinilai banyak orang berkualitas akan menjadi magnet tersendiri.

Nah, kan dua Golkar dan PAN merupakan dua partai yang saat ini sudah tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Kok jadi bersaing merebut RK ya?

Dalam literatur ilmu psikologi, perebutan dua pihak yang merupakan satu asosiasi menjadi sebuah fenomena tersendiri. Asosiasi yang dimaksud bisa jadi keluarga yang merupakan “kelompok akrab”, ataupun sebuah perkumpulan yang biasa diistilahkan “kelompok dekat”.

Ray Corsini dalam bukunya The Dictionary of Psychology mengidentifikasi fenomena ini dengan istilah sibling rivalry – sebuah kompetisi antar saudara kandung yang diwarnai oleh rasa iri, cemburu, dan persaingan.

Persaingan ini juga dapat diartikan sebagai cara untuk membuktikan sesuatu, seperti menjadi yang paling berprestasi, dan semacam pengakuan dari berbagai pihak.

Melihat drama politik ini, kita seakan diajak untuk menempatkan posisi RK sebagai orang yang diperebutkan oleh Golkar dan PAN. Namun, perlu kita ingat kalau politik layaknya sebuah drama yang juga biasanya punya twist tersendiri dari sebuah cerita.

Sederhananya seperti ini, dalam dunia drama atau seni panggung, ketika merencanakan plot twist, seorang penulis dengan sengaja membuat sebuah detail yang menyesatkan.

Menggiring pembaca mengira arahnya ke A ternyata ke B, membiarkan pembaca menduga ending-nya A ternyata B, plot twist berhasil jika pembaca terkejut, tak menduga, terperdaya, atau tertipu.

By the way, posisi RK yang berada di antara Golkar dan PAN ini kok lebih mirip dengan lagu reggae dari Cozy Republik yang berjudul “Hitam Putih” dengan liriknya yang berbunyi:

Yang hitam, pacarku yang pertama

Dia cantik dan kaya

Sangat manja padaku

Yang putih, pacarku yang kedua

Juga cantik dan kaya

Cinta mati padaku

Aku tak tahu yang mana musti kupilih

Dua duanya sama cantik dan kaya

Daripada aku bingung, bingung pusing memikirkan

Aku pacari saja dua duanya

Hmm, apa mungkin karena bingung memilih, akhirnya RK tidak jadi kader kedua partai tersebut. Ya, mirip-mirip dengan apa yang dilakukan Anies lah, tidak jadi kader bisa lebih adil dan bisa diusung oleh siapa saja. Hehehe.  (I76)


Politik, Arsitektur dan Ibu Kota Baru | One Step Closer with Ridwan Kamil
Exit mobile version