HomeCelotehRidwan Kamil Main Sinetron?

Ridwan Kamil Main Sinetron?

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) alias Kang Emil dikabarkan akan bermain peran di sebuah sinetron religi. Salahkah politisi bermain sinetron?


PinterPolitik.com

“Nasihat saya, kamu ulangi yang baik-baik. Tendang yang jelek-jelek karena hidup itu harus hijrah, Dilan” – Ridwan Kamil sebagai Pak Guru, Dilan 1990 (2018)

Memasuki tahun baru 2023 ini mungkin menyadarkan kita bagaimana banyak aspek kehidupan mulai bangkit lagi pasca-pandemi Covid-19. Sektor perfilman Indonesia, misalnya, tampak mulai mendapatkan momennya di tahun 2022 kemarin.

Film-film seperti Ngeri-Ngeri Sedap (2022) pun menjadi favorit para penonton. Bahkan, bisa dibilang, film-film Indonesia pada tahun 2022 kemarin banyak yang berkualitas – sampai-sampai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuat list film Indonesia favoritnya sendiri lho.

Nah, tidak hanya dunia perfilman, dunia sinetron pun mulai mengalami kebangkitan di tengah transisi dari televisi (TV) analog menuju digital. Di akhir tahun 2021 lalu, misalnya, kita menyaksikan bagaimana sinetron berjudul Layangan Putus (2021-2022) yang mulanya tayang di layanan streaming digital mendapatkan perhatian besar dari masyarakat.

Bukan nggak mungkin, sinetron dan serial Indonesia pun bakal menghasilkan produk-produk yang berkualitas di masa depan. Siapa tahu, kan, serial dan sinetron Indonesia suatu hari nanti bisa melampaui popularitas drama-drama Korea Selatan (Korsel) – atau yang biasa disebut drakor?

Nah, boleh jadi, atas alasan inilah, akhirnya, sejumlah politisi dan pejabat mulai menyukai dan masuk ke dunia akting. Salah satunya adalah Ridwan Kamil (RK) alias Kang Emil yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat (Jabar).

Mungkin, nggak semua orang tahu kalau Kang Emil ini sering lho bermain peran di sejumlah film layar lebar – mulai dari Hijabers in Love (2014), Dilan 1990 (2018), hingga Yowis Ben 2 (2019). Wah, mungkin nih, kalau di Wikipedia, bagian filmography-nya udah panjang nih pasti.

Baca juga :  Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 
Ridwan Kamil Cawapres Terfavorit

Gimana nggak? Kang Emil ini pernah “menjadi” sopir bandros (bus di Bandung), guru, dosen, ayah, pemilik restoran, hingga manajer. Ya, bisa dibilang, Kang Gubernur satu ini sudah mencicipi berbagai profesi kali ya?

Soalnya nih, untuk memainkan sebuah peran, aktor biasanya harus mempelajari secara mendalam mengenai karakter tersebut. Siapa tahu Kang Emil dulu mencoba menjadi sopir bandros dulu supaya bisa memainkan perannya di HIjabers in Love?

Nah, yang terbaru nih, Kang Emil tidak hanya akan bermain di layar lebar, melainkan juga di layar kaca. Kabarnya, Kang Gubernur ini bakal berakting di sebuah sinetron religi berjudul Surga dalam Pelukan yang akan tayang pada bulan Ramadan tahun 2023.

Namun, penting lho buat politisi untuk belajar akting. Apalagi, di dunia politik, citra adalah salah satu hal yang signifikan – misal untuk menjaga dan mendapatkan pengaruh elektoral.

Sejalan dengan konsep dramaturgi yang dijelaskan oleh Erving Goffman di bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, interaksi antar-manusia dipengaruhi faktor-faktor seperti waktu, tempat, dan audiens – layaknya drama yang dimainkan di sebuah teater.

Nah, presentasi diri inilah yang penting dalam interaksi sang politisi kepada para pemilihnya. Gimana pun, para pemilih inilah yang menentukan terpilih atau tidaknya para politisi di pemilihan umum (Pemilu).

So, mungkin, ini bakat yang bagus untuk dimiliki oleh Kang Emil. Dengan banyak akting, Kang Gubernur bisa latihan untuk persiapan di kontestasi elektoral selanjutnya. Siapa tahu, kan, ternyata Kang Emil bisa dapat peran besar di masa depan – misal jadi kandidat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024? Who knows, kan? Hehe. (A43)

Baca juga :  Megawati and The Queen’s Gambit

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?