Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) alias Kang Emil mengumumkan bahwa sejumlah hasil panen jengkol Provinsi Jabar akan diekspor ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Mampukah RK men-jengkol-kan dunia?
Makanan yang enak biasanya merupakan makanan yang belum tentu baik bagi kesehatan tubuh. Setidaknya, ungkapan itulah yang banyak ditemukan di percakapan bapak-bapak yang selalu terselipkan topik-topik soal saran dan tips kesehatan.
Namun, ungkapan tersebut bisa jadi benar. Pasalnya, banyak bahan makanan dan sajian yang kaya khasiat justru menjadi bahan makanan dan sajian yang sering kali tidak disukai oleh banyak orang.
Bukan tidak mungkin, di tengah pandemi Covid-19 yang masih menjadi ancaman di abad ke-21 ini, kita perlu mempertimbangkan untuk mengonsumsi bahan-bahan makanan dan sajian sehat seperti ini. Berikut adalah sejumlah bahan dan sajian yang dinilai kaya khasiat tetapi banyak tidak disukai:
1. Pare (Labu Pahit)
Biasanya, penjual hidangan Siomay Bandung akan menanyakan kembali apakah pembeli menginginkan pare. Mungkin, pertanyaan seperti ini kerap muncul akibatnya besarnya jumlah orang yang tidak menyukainya.
Namun, siapa tahu kalau ternyata pare memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh? Beberapa kajian menunjukkan bahwa pare dapat membantu mengendalikan gula darah, menjaga kekebalan tubuh, meredakan asma dan gangguan pernapasan, serta manfaat-manfaat lainnya.
Baca Juga: Membaca “Jodoh” Ridwan Kamil di 2024
2. Mengkudu
Buah satu ini tidak disukai oleh banyak orang akibat baunya yang tidak sedap dan rasa pahitnya. Alhasil, kita pun jarang menjumpai buah ini di banyak pasar – baik yang tradisional maupun yang swalayan.
Meski begitu, mengkudu merupakan salah satu jenis buah yang sangat kaya akan khasiat. Manfaat signifikan dari mengkudu adalah untuk mengobati sejumlah penyakit – seperti sakit kepala, diabetes, hingga flu.
3. Petai (Pete)
Tidak jarang petai menciptakan dilema tersendiri, yakni antara memakannya atau tidak. Pasalnya, meski memiliki rasa yang unik dan enak, banyak juga orang yang tidak menyukainya akibat bau yang timbul pasca-konsumsi, seperti bau mulut dan bau air seni.
Namun, petai juga merupakan salah satu bahan makanan yang dinilai memiliki banyak manfaat. Beberapa khasiat yang dimiliki petai di antaranya adalah membantu mengurangi anemia, menangani depresi, dan melancarkan sistem pencernaan.
4. Jengkol (ala RK)
Hampir sama seperti petai, jengkol kerap menimbulkan dilema tertentu bagi kita yang ingin mengonsumsinya. Meski disebut-sebut menciptakan bau tidak sedap pasca-konsumsi, jengkol dinilai memiliki sejumlah khasiat, seperti mencegah diabetes dan penyakit-penyakit kronis lainnya, memperkuat tulang dan gigi, serta mencegah anemia.
Namun, ada filosofi unik di balik makanan jengkol ini. Dengan rasanya yang dinilai enak, ada juga sisi negatif yang didapatkan, yakni bau tidak sedap pada mulut dan hasil ekskresi.
Boleh jadi, manfaat dan filosofi jengkol – serta makanan-makanan lain tadi – seperti ini perlu diserap oleh RK. Pasalnya, siapa tahu ketika ada rasa pahit – seperti ketika bergabung dengan partai karena harus mengikuti instruksi elite politik, ada juga manfaat lain, yakni memperoleh dukungannya. Bukan begitu? (A43)
Baca Juga: Ridwan Kamil dan Ambiguitas 2024
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.