HomeCelotehRhoma Irama Ingin Gabung BTS?

Rhoma Irama Ingin Gabung BTS?

Penyanyi dangdut kondang, Rhoma Irama, menyanyikan sebuah lagu hits dari boyband terkenal asal Korea Selatan (Korsel), Bangtan Boys (BTS), yang berjudul “Butter” (2021). Apakah Bang Rhoma ingin bergabung dengan boyband BTS?


PinterPolitik.com

“Smooth like butter, pull you in like no other” – BTS, “Butter” (2021)

Hmm, mungkin, penyanyi dangdut kondang – juga dikenal sebagai Raja Dangdut – yang bernama Rhoma Irama ini sedikit salah memilih lagu. Pasalnya, sang raja justru memilih lagu Bangtan Boys (BTS) yang sudah dirilis sejak tahun 2021 lalu – sudah lewat hampir dua tahun tuh.

Sekarang nih, lagu K-pop asal Korea Selatan (Korsel) adalah lagu-lagu dari NewJeans nih, Bang. Beberapa waktu lalu, NewJeans merilis lagu “Ditto” (2022) yang akhirnya ramai dibahas dan didengarkan oleh warganet.

Momentumnya pas itu, Bang. Ketika orang-orang lagi diramaikan oleh NewJeans, Bang Rhoma bisa tuh ikut meramaikan hype terkini dengan membawakan lagu “Ditto” atau, yang terbaru, “OMG” (2023).

Hmm, apa mungkin Bang Rhoma lebih suka dengan lagu-lagu BTS kali ya? Siapa tahu, kan, Bang Rhoma nantinya bisa gabung jadi member ke-8 – sekalian mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Jin yang sedang menjalani wajib militer (wamil)? Just kidding ya, teman-teman ARMY-ku. Hehe. ✌🏼️😁

Terlepas soal boyband dan girlband mana yang sedang tenar sekarang, semua pasti bisa sepakat kalau penampilan Rhoma Irama yang membawakan lagu K-pop bukanlah hal yang umum. Pasalnya, Rhoma sendiri sudah cukup dikenal luas dengan lagu-lagu dangdut andalannya sendiri.

Apalagi, mengacu pada buku Andrew N. Weintraub yang berjudul Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia’s Most Popular Music, Rhoma Irama pernah menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai Islam di lagu-lagunya sejak sekitar tahun 1975.

Slank vs Rhoma Irama

Bahkan, Raja Dangdut ini disebut pernah berbeda pendapat soal asal-muasal musik dangdut dengan Evi Sukaesih. Ketika Evi menekankan pada bagaimana dangdut berasal dari Indonesia modern, Rhoma tetap bersikukuh bahwa dangdut adalah musik yang berakar dari Melayu prakolonial.

Hmm, lantas, apa yang membuat Bang Rhoma kini akhirnya mau menyanyikan lagu yang mungkin tidak mencerminkan identitas sang Raja Dangdut sepenuhnya? Mungkinkah ada dinamika kultural yang bergerak tanpa kita sadari?

Seperti yang kita ketahui, K-pop sendiri merupakan bagian dari gelombang globalisasi budaya Korea yang dikenal sebagai Korean Wave atau hallyu. Tentunya, globalisasi ini juga mempengaruhi lanskap budaya populer Indonesia – terlihat dari gimana banyaknya penggemar K-pop di Indonesia.

Inipun akhirnya berlanjut pada apa yang disebut sebagai imperialisme budaya (cultural imperialism). Mengacu pada buku Herbert I. Schiller yang berjudul Communication and Cultural Domination, dengan membandingkan budaya negara dunia ketiga dan negara-negara Barat, budaya-budaya Barat secara tidak sadar membuat masyarakat dunia ketiga merasa perlu hidup layaknya budaya Barat.

Penjelasan Schiller ini sebenarnya juga bisa diaplikasikan pada bagaimana budaya populer Korsel juga menjadi salah satu unsur budaya yang tanpa disadari juga diikuti oleh banyak orang di berbagai negara seperti Indonesia – bahkan juga oleh sosok Rhoma Irama yang dikenal cenderung eksklusif terkait identitas musiknya.

Ya, mungkin, beginilah jalannya dinamika budaya populer antar-negara – yang mana tanpa kita sadari juga banyak dipengaruhi oleh dominasi budaya populer negara tertentu. Layaknya lirik lagu BTS di “Butter”, it’s all so smooth like butter, pulling us in, without us knowing. Hehe. (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

AHY, the New “Lee Hsien Loong”?

Di tengah sorotan publik terhadap para pejabat yang dapat gelar akademis tertentu, pujian justru diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).