Site icon PinterPolitik.com

Refly Harun, Anak Bandel Pemerintah?

Refly Harun Anak Bandel Pemerintah

Mantan Komisaris Utama PT Pelindo Refly Harun. (Foto: Antara)

“I was a stubborn kid” – B.O.B., penyanyi rap asal Amerika Serikat


PinterPolitik.com

Sudah menjadi perbincangan lama kalau pemuda memang punya andil besar dalam perubahan sebuah sistem tatanan negara. Bahkan, Ir. Soekarno saja pernah bilang kalau sepuluh pemuda bisa mengguncangkan dunia. Benar gak tuh?

Dan memang terbukti, cuy. Pada tahun 1998 saja misalnya, pemerintahan masa Orde Baru yang sudah bertakhta selama 32 tahun bisa diruntuhkan hanya dengan waktu beberapa hari oleh mahasiswa yang pastinya masih muda. Gokil gak tuh?

Eits, tapi jangan salah, meskipun begitu yang berperan sebagai agent of change, bukan hanya para pemuda loh yang terlibat. Bapak-bapak atau ibu-ibu bisa juga menjadi salah satu bagian perubahan.

Abraham Lincoln saja ketika menjadi presiden Amerika Serikat (AS) sudah masuk umur tua, cuy. Tidak perlu lah jauh-jauh menilik Amerika, karena di Indonesia sendiri masih ada.

Bapak Refly Harun misalnya – wuihhhgak kalah badai sama anak muda milenial. Yah, gimana gak masuk jajaran agent of change? Pendapat tajamnya mampu membuat pemerintah insaf. Hehehe

Soalnya, doi nih hobi banget kalau harus mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilainya keliru dan ngawur. Tahu sendiri kan, bro, kalau pemerintah Indonesia tidak jauh-jauh dari kontroversi? Netizen yang awam saja tahu itu kok – apalagi Om Refly yang sudah jago dalam hal tata negara. Iya enggak, cuy? Hehehe.

Dengar-dengar, doi baru dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Pelindo loh. Aneh kan, guys? Tidak ada angin, tidak hujan. Tiba-tiba, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan “reshuffle”.

Alasannya sih, katanya, murni untuk restrukturisasi. Ngomong-ngomong, beneran nih tidak ada unsur politiknya? Uppss. Soalnya, Refly nih sudah terkenal dari tahun 2017 sebagai salah satu pengkritik pemerintah meskipun dia di berada di “lingkaran kuasa”.

Melihat kondisi seperti ini, kan, jadi curiga, cuy. Jangan-jangan pengangkatan doi jadi pejabat pemerintahan cuman akal-akalan saja dulu.

Kasarnya, jabatan ini hanya sebagai sogokan supaya bom kritik dari Refly Harun bisa diatasi. Kalau memang benar seperti itu, yah, pantas saja kalau akhirnya hadiah jabatan itu harus ditarik kembali.

Soalnya, meskipun jadi pejabat pemerintah pun doi masih senang dan asyik saja dengan sikap kritisnya. Kalau bahasa Jawanya sih, “gak ngurus,” meskipun sudah termasuk bagian dari pemerintah.

By the way, sebenarnya doi nih kalau diibaratkan sudah seperti anak bandel yang suka protes, mungkin saja pemberian jabatan dulu karena pemerintah sudah bosan dan malas kalau harus mendengar ocehan si anak bandel. Akhirnya, diberilah hadiah berupa jabatan.

Mungkin, pengen-nya sih, kalau sudah diberi sogokan, akan diam. Tapi, memang dasarnya Refly ini beling ya, cuy, jadi doi sudah bersikap bodoh amat saja. Toh, jabatan gak mempengaruhi otak kritisnya. Mungkin kalau sedikit tidak jaim doi akan ngomong EGP alias “emang gue pikir-in” kalau kata anak gaul 2000-an.

Bisa juga dianalogikan sama kehidupan mahasiswa, cuy. Mahasiswa yang kritis pada saat demo instansi biasanya kan bakalan diajak hearing tuh. Nah, di saat kondisi tersebut, disampaikan lah iming-iming sogokan berupa beasiswa.

Kalau memang mahasiswanya kritis cuman buat caper, pasti diterima dan diam sih. Kalau idealis seperti Refly Harun nih, pasti bakalan tetap diterima tawarannya, tapi tetap kritis aja. Hehehe. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version