Sebuah poster perburuan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin yang diunggah oleh CEO TransparentBusiness Alex Konanykhin tersebar di media sosial (medsos). Apakah ini semacam perburuan ala bajak laut dan bounty hunter terhadap Putin?
Di hari yang cerah, di antara kedalaman Laut Hitam di alternate universe Bumi-45, banyak kapal yang berlalu-lalang. Warna laut ini memang tidak hitam tetapi bendera-bendera kapal yang melaluinya berwarna-warni.
Ada di antara mereka yang memilih bendera berwarna hitam dengan tengkorak di dalamnya. Bahkan, ada juga yang memodifikasi tengkorak itu dengan aksesoris-aksesoris seperti topi jerami.
Bila bertemu dengan bendera tersebut, bukan tidak mungkin, orang-orang akan langsung mengenalinya. Kapal itu bukan lain adalah kapal yang dinahkodai oleh Ruffy Si Monyet.
Seperti biasanya, Ruffy pada hari itu pergi memburu para penjahat yang masuk dalam daftar yang dicari – biasa disebut sebagai the wanted list. Namun, dia terkejut karena ada satu nama yang tidak asing baginya dalam daftar tersebut, yakni Vladymyr Poetin.
Ruffy pun langsung mencari sosok yang dimaksud. Tak butuh waktu lama, Ruffy menemukan Poetin yang sedang bersantai di Laut Hitam – mengingat Krimea kini sudah berada di bawah kekuasaannya.
Namun, Ruffy tidak sendiri. Dia juga bertemu dengan para pemburu (bounty hunter) lainnya yang dijuluki sebagai The Mandalorian.
Ruffy: Sedang apa kau di sini, Mando?
Mando: Tentu, aku sedang mencari bounty-ku.
Ruffy: Dia bounty-ku, bukan bounty-mu.
Mando: Pergilah kamu. Jangan kau ganggu.
Yovie & the Nuno: Biarkan aku mendekatinya~
Ruffy & Mando: Lah, malah ada penyanyinya.
Yovie & the Nuno: Sorry, sorry, bang. Hehe.
Poetin: Jadi, gimana nih? Ada yang mau cari gara-gara nih?
Mando: Kau harus ikut denganku. Aku tahu mulai banyak oligark yang mulai menjauhi kau.
Ruffy: Tidak akan kubiarkan! Dia bounty-ku.
Poetin: Ehem. Saya punya rudal nuklir lho. Bisa saja meledak kalau saya mengalami existential threat. Tinggal tut jadi duarrrr. Mau saya duarrr?
Ruffy & Mando: Nani?!!
The End.
(A43)