Site icon PinterPolitik.com

Puan Uji Nyali ke Demokrat-PKS?

Puan Uji Nyali ke Demokrat-PKS?

Puan Maharani. (Foto: Detik)

“Temui semua ketua-ketua partai, bersilaturahmi dengan ketua-ketua partai. Kalau ketua partai tentu ke semua berarti”. – Bambang Wuryanto, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP


PinterPolitik.com

Puan Maharani sebagai penerus takhta di PDIP ditugaskan untuk melakukan safari politik ke seluruh partai politik yang ada. Titah ini diberikan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, sebagai langkah taktis menuju Pilpres 2024.

Jika semua partai politik dikunjungi, maka akan membuka peluang bagi Puan untuk turut pula menyambangi Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dua partai ini sebelumnya disebut-sebut sulit untuk berkoalisi dengan PDIP.

Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan bahwa relasi PDIP dengan PKS dan Demokrat ibarat air dan minyak yang sulit untuk melakukan kerja sama politik.

Bahkan dalam beberapa pemberitaan, disebutkan bahwa elite PDIP pun secara internal memperlihatkan sinyal yang berbeda-beda  soal peluang berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS pada Pilpres 2024 mendatang.

Ini misalnya diawali oleh pernyataan Sekretaris PDIP Hasto Kristiyanto yang menegaskan bahwa sulit bagi partainya membangun kerja sama dengan Partai Demokrat karena melihat aspek ideologi, historis, platform partai dan juga agenda strategis partai terhadap bangsa dan negara.

Merespon pernyataan Hasto, anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu mengatakan bahwa Hasto hanya mengeluarkan pendapat pribadi. Ia menilai, tidak menutup kemungkinan bagi PDIP untuk berkoalisi dengan partai manapun, termasuk dengan Demokrat dan PKS.

Puan Maharani Indonesia Tour

Makna yang dapat dipetik dari perbedaan pandangan Hasto dan Masinton adalah bahwa mereka sepertinya jarang ngopi bareng. Eh, maksudnya sikapnya bisa beda begitu ya padahal dari partai yang sama.

Tapi, memang terkadang lawan dan kawan tergantung pada situasi seperti apa penilaian itu dihadrikan. Lantas, jika kawan dan lawan tidak ada yang abadi, terus apa yang abadi?

Jawabannya adalah kepentingan. Ya, kepentingan adalah hal yang sangat melekat pada kawan dan lawan. Ketika kita berkawan dengan seseorang pasti ada kepentingan yang berperan di dalamnya, begitu pula lawan yang juga terdapat kepentingan di dalamnya.

Hal ini dapat dilihat dalam konteks politik akhir-akhir ini, saat kepentingan menjadi dasar membentuk “koalisi suka-suka”. Seolah koalisi dibentuk sesuka hati para elite politik, mereka tidak mengenal lagi ideologi maupun platform partai. Bahkan air dan minyak pun dapat juga dipaksakan untuk bersatu demi kepentingan politik.

Well, hal ini menandakan bahwa kepentingan tidak mengenal kawan atau lawan karena kepentingan selalu ada di manapun dan di waktu kapanpun. Kepentingan pula yang membuat Puan bersama PDIP tidak alergi untuk bertemu bahkan meraba-raba kerja sama dengan Demokrat maupun PKS.

Hmm, tapi bakal berani nggak ya Bu Puan untuk mendatangi Demokrat dan PKS? Pasalnya, sebagian pengamat pesimis dengan hasil yang didapatkan dari pertemuan tersebut. Bahkan Puan dianggap hanya uji nyali jika benar akan menyambangi kedua partai tersebut.

Hmm, nggak kebayang sih, kalau nantinya kehadiran Mbak Puan di kantor Demokrat dan PKS itu layaknya sedang mengikuti reality show Dunia Lain ataupun Uji Nyali. Kira-kira Mbak Puan kuat berapa lama ya sebelum melambaikan tangan ke arah kamera? Hehehe. (I76)


Salah
Exit mobile version