“Hal yang paling luar biasa tentang lembaga survei adalah bagaimana mereka menemukan begitu banyak orang tanpa opini” – Doug Larson, jurnalis asal Amerika Serikat (AS)
PinterPolitik.com
Dalam politik, kadang kala aktor yang dapat serangan terus justru malah mendapat banyak simpati dari pemilih. Ya banyak bukti kok – mulai dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pasca-Reformasi, sampai Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok waktu putaran pertama Pilgub Jakarta 2017 meski akhirnya keok.
Hal itu kembali dibuktikan oleh New Indonesia Research & Consulting yang merilis hasil survei mengejutkan beberapa waktu lalu. Dalam rilisnya, lembaga tersebut menempatkan PDIP sebagai partai yang paling populer dengan elektabilitas tinggi sebesar 29,3 persen. Tentu saja, angka segitu melebihi perolehan PDIP pada Pemilu 2019 yang mengantongi suara 19,3 persen.
Wow, naik 10 persen di tengah serangan yang dilancarkan terhadapnya? Benar-benar keren, cuy. Tapi, sebentar deh, benar nggak tuh hasil surveinya? Kalau memang benar, sampling population-nya bagaimana dan di mana tuh?
Soalnya nih, kalau berbasis daring tampaknya nggak mungkin, sebab PDIP ini citranya buruk di dunia maya, apalagi kemarin sempat jadi trending topic bernada negatif di Twitter soal Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila(RUU HIP).
Ya, meski New Indonesia Research & Consulting sudah mengatakan kalau survei yang berlangsung sejak 8-18 Juni 2020 ini menyasar 1.200 orang dengan tingkat kepercayaan 95 persen, tetap saja kita perlu mengetahui rinciannya lebih detail soal populasinya biar nggak menerka-nerka yang bukan-bukan.
Apalagi nih, sejak ada duel Joko Widodo (Jokowi) vis–a–vis Prabowo Subianto dalam pemilu-pemilu sebelumnya, tidak sedikit nada sumbang yang bilang bahwa banyak lembaga survei “dibayar”. Mimin khawatir saja kok dan nggak maksud menuduh.
Nah, kalau memang survei tersebut benar, kira-kira siapa yang diuntungkan hayo? Kalau mengikuti logika sistem pemilu sekarang, maka yang diuntungkan tentu saja aktor potensial yang dimiliki oleh partai tersebut. Dan, kalian pasti tahu kan siapa yang mimin maksud? Hehe.
Ya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani praksis memuncaki klasemen tokoh favorit partai berlambang banteng moncong putih. Meski ujung-ujungnya kembali merujuk ke kesukaan rakyat, tetapi tetap saja adakah anggota PDIP yang berani menolak kalau misalkan ketua partai sudah menunjuk si mbak yang didukung nama besar keluarga itu? Mimin kok yakin kalau tidak akan ada yang membantah deh.
Apalagi nih, dengan perolehan suara segitu – sekali lagi kalau memang benar-benar kredibel hasil survei tersebut, PDIP nggak perlu lagi repot-repot mencari partai yang mau diajak koalisi. Meski begitu, biar nggak kecewa di masa mendatang, mending PDIP pastikan dulu deh apakah memang survei itu benar adanya. Pun sudahkah nama Mbak Puan menarik hati rakyat? Upsss. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.