Emha Ainun Najib alias Cak Nun – ketika bersama Ketua DPR RI Puan Maharani – dalam salah satu ceramahnya menyebutkan bahwa saat ini Indonesia dipimpin oleh presiden yang belum tepat. Mengapa demikian?
Pernahkah kamu mendapatkan pesan tersembunyi, apalagi dari ayang yang kamu dambakan selama ini? Tentunya membuat kita menjadi semakin penasaran dan bertanya-tanya bukan? Rasanya seperti kita ingin mengupas habis maksud dari ucapan ayang kita tersebut pastinya.
Kita hanya dibuat letih dan berputar-putar dengan penafsiran sendiri. Bagi si pemberi pesan, ia berharap bahwa kita dapat menebak maksud dari kode-kodeannya dia ke kita.
Bukan cuma ayang kamu doang lho yang suka kode-kodean. Baru-baru ini, Cak Nun ternyata juga melakukan kode-kodean dengan maksud pesan tersembunyinya. Pada 10 April 2022 lalu, kala mengisi ceramah di Sekolah Partai PDI-P di Lenteng Agung (Depok), Cak Nun memberikan pesan menohok bagi para peserta ceramah.
Secara kebetulan, di tengah-tengah peserta ceramah tersebut terdapat elite petinggi PDIP seperti Hasto Kristiyanto, Ahmad Basarah, dan utamanya Puan Maharani.
Di tengah-tengah peserta ceramah, Cak Nun menyebut bahwa presiden saat ini belum tepat dalam memimpin Indonesia. “Cuma sekarang belum tepat saja presidennya. Jangan marah,” begitu pungkas Cak Nun di tengah ceramahnya tersebut.
Barangkali gestur Cak Nun yang memberikan pesan tersembunyi tersebut terinspirasi oleh filosofi Latin pada era renaisans Eropa di abad pertengahan silam. Filosofi tersebut dikenal dengan jargon Vox Nihili – bahwa dalam suatu penyampaian frasa terdapat suatu sentimen yang tersembunyi maknanya dan mengandung ambiguitas.
Bukan satu kebetulan belaka. Buat kaum cowok pasti juga pernah merasakan pesan tersembunyi yang dibalut kode-kode dari ayang mereka bukan? Misalnya bisa saja waktu dalam proses pedekate (PDKT) ataupun saat kalian lagi bingung untuk milih tempat makan namun si ayang cuma jawab “terserah”. Kita dibuat menjadi bertanya-tanya dong pastinya.
Berbeda dengan Vox Nihili, terdapat juga lawan dari filosofi tersebut yang dikenal sebagai Verba Ex Ore – ketika kita menafsirkan atau mengambil kata-kata dari mulut seseorang sebagai respons terhadap pernyataan tertentu dari orang tersebut.
Mungkin saja salah satu audiens ceramah tersebut merasa adanya suatu pesan tersembunyi yang disampaikan oleh Cak Nun. Sebut saja Puan Maharani yang kita tahu mempunyai misi dan digadang-gadang menjadi calon presiden untuk 2024.
Di kala Puan dan elite PDI-P lainnya duduk bersebelahan dengan Cak Nun, mereka hanya bisa melirik satu sama lain ketika kode-kodean Cak Nun telah dilambungkan.
Bingung ya kalau sudah bicara soal kode-kodean begini. Mungkin tidak cuman pasangan sejoli saja yang terjebak dalam dunia kode-kodean dan pesan tersembunyi, tampaknya elite-elite politik kita juga suka menyembunyikan suatu pesan yang hanya pribadi lepas pribadi elite mereka saja yang tahu.
Apakah pesan tersembunyi dari Cak Nun dapat mempengaruhi pikiran Puan? Atau bahkan kode Cak Nun tersebut sebagai peringatan bagi para calon presiden Indonesia mendatang? Menarik untuk melihat perkembangannya. (Y79)