Ketua DPR RI Puan Maharani disebut menolak interupsi dari salah satu anggota Dewan ketika memimpin Rapat Paripurna DPR RI soal Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN). Apakah ini merupakan fenomena yang terulang kembali?
Di tengah langit abu-abu Jayakarta, sejumlah perwakilan rakyat berkumpul di negeri Nusantara dalam alternate universe Bumi-45. Mereka tampaknya tengah membahas hal-hal penting yang bakal menentukan nasib negeri itu.
Ini terlihat dari bagaimana raut muka para anggota Dewan Pengesahan RUU (DPR) tampak sangat serius. Pokok-pokok pembicaraan yang dibahas pun juga tidak bisa “didengar” oleh seluruh rakyat negeri Nusantara.
Mungkin, memang begitu gunanya DPR yang juga kerap disebut sebagai wakil rakyat. Karena sudah mewakili, tidak semua rakyat harus bisa mendengar – atau bahkan didengarkan.
Terlepas dari itu semua, pembicaraan serius itu kali ini tampaknya tengah dipimpin oleh sosok ketua yang juga telah memecahkan rekor sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama, yakni Puwan Maharini. Ia pun dengan tegas beberapa kali mengetok palunya untuk membuat suasana pembahasan menjadi lebih tenang – kurang kopinya saja agar lebih santai.
Puwan: Baik. Kita telah membahas bagaimana kelanjutan dari Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Ibu Kota Negara (IKN) ke depannya. Agar lebih tenang, saya ketok palu dulu ya. Oke nggak tuh?
Thor: Pakai palu yang ini dong. Namanya Mjolnir. Bisa ngangkatnya nggak, Bu?
Puwan: Hai, Mjolnir. Kenalin, nama saya Puwan.
Thor: Yaelah, bercanda si ibu.
Baca Juga: Baliho Puan Menyeru di Semeru
Puwan: Yaudah sih, Mas. Kalau pakai palu ini, nantinya jadinya malah nggak tenang. Oke, lanjut ya. Jadi, bagaimana? Apa semua fraksi menyetujui RUU ini?
Anggota Dewan 1: Interupsi, Bu Ketua!
Puwan: Eits, nanti saja ya interupsinya, setelah jeda pariwara berikut ini. Di sini saja!
Anggota Dewan 2: Tuh kan. Bercanda lagi ibunya ini.
Puwan: Ya, biar chill dikit gitu lah. Daripada tegang mulu. Ya kan?
Anggota Dewan 1: Jadi, gimana, Bu, interupsinya?
Puwan: Udah. Nanti saja ya. Kan, yang lain sudah setuju juga? Saya matikan ya mikrofonnya.
Aril NUH: Dan terjadi lagi. Kisah lama yang terulang kembali.~
Puwan: Lho, kok ada mikrofon yang nyala lagi? Kok nggak bisa dimatikan ini?
Aril NUH: Aku ingin kau merasa, kamu mengerti aku mengerti kamu.~
Setelah kebingungan dengan cara mematikan mikrofon milik Aril NUH, Puwan kabarnya hingga kini masih terjebak dalam loop waktu tersebut. Menurut kabar burung, lagu itu hingga kini masih terngiang di kepala Puwan. Mungkinkah loop drama mematikan mikrofon dan menolak interupsi bisa berhenti di masa mendatang? (A43)
Baca Juga: Di Balik Bantuan Ganjar vs Puan
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.