Ketua DPP PDIP Puan Maharani ternyata sempat nongkrong di sebuah warung kopi (warkop). Namun, warkop ini bukanlah warkop biasa karena berlokasi di Kota New York, Amerika Serikat (AS).
“Nongkrong di warung kopi, nyentil sana-sini. Sekadar suara rakyat kecil, bukannya mau usil” – Warkop DKI Reborn, “Obrolan Warung Kopi” (2019)
Warung kopi (warkop) memang tempat yang paling pas buat ngobrolin macam-macam – mulai dari gosip yang sedang hot di kampung hingga urusan konspirasi di balik pemerintah dan negara asing. Pokoknya, isinya obrolan paling random lah topiknya.
Nah, inilah kenapa akhirnya grup lawak legendaris bernama Warkop DKI memilih kata warkop. Nama “Warkop” sendiri merupakan sebuah segmen acara di radio Prambors – tempat di mana grup lawak ini lahir pada tahun 1970-an. Sementara, nama “DKI” merupakan akronim dari nama-nama pelawak di dalamnya, yakni Dono, Kasino, dan Indro.
Bukan nggak mungkin, penggunaan kata “warkop” oleh grup pelawak ini menunjukkan bagaimana warkop – begitu juga warung makan mi instan (warmindo) – senantiasa menjadi tempat banyak orang ngobrol, khususnya mereka yang tergolong sebagai rakyat kecil. Di tempat inilah, aspirasi-aspirasi mereka dibahas.
Mungkin, bagi para politisi yang ingin menciptakan perubahan besar bagi masyarakat, warkop adalah tempat yang tepat untuk menjaring aspirasi. Siapa tahu nantinya bapak-bapak dan ibu-ibu politisi bisa menemukan strategi pemenangan yang tepat sasaran, kan, kalau ikut pemilihan umum (pemilu)? Hehe.
Untung aja, ada salah satu politikus yang menyadari hal ini. Boleh jadi, inilah kenapa akhirnya Ketua DPP PDIP Puan Maharani mulai blusukan ke sejumlah warkop tuh.
Salah satunya adalah sebuah warkop yang berlokasi di 366 W 52nd St. Lho, sek sek. Alamatnya kok kayak bukan di Indonesia toh?
Ternyata, oh, ternyata, warkop ini letaknya di Kota New York (NYC), New York, Amerika Serikat (AS), guys. Waduh, blusukan sih blusukan, Mbak Puan. Tapi, nggak harus sampai ke warkop di New York juga dong.
Hmm, terlepas Mbak Puan sedang blusukan atau nggak, warkop bernama Warkop NYC ini memang sempat viral di media sosial (medsos). Mungkin, ini saatnya warganet Indonesia bilang, “Ada Indonesia, coy!” Hehe.
But, kenapa Mbak Puan bela-belain datang ke warkop itu? Wong, di warkop yang satu ini, jarang ada warga dan rakyat kecil Indonesia.
Nah, mungkin, inilah yang disebut sebagai viral politics (politik viral) oleh Joel Penney dalam tulisannya yang berjudul Motivations for Participating in ‘Viral Politics’. Dengan mengutip Gustafsson, Penney menyebut politik viral – semacam membagikan cepat dan pesat konten media di jejaring daring – sebagai model persuasi dalam diskursus politik daring.
Nah, siapa tahu, dengan sering nongkrong di warkop – khususnya warkop yang ada di, kawasan Hell’s Kitchen, NYC, Mbak Puan bisa menyaring aspirasi masyarakat Indonesia yang (mungkin) ada di kota besar yang dijuluki sebagai the Big Apple itu?
Kalau gitu, Mbak Puan kayak-nya harus sering ngobrol-ngobrol sama Matt Murdock alias Daredevil yang memang lahir dan besar di Hell’s Kitchen, NYC. Soalnya, meskipun memiliki kemampuan penglihatan yang terbatas, Daredevil tetap bisa melihat secara jelas ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Gimana tuh, Mbak Puan? Makin bagus dong kalau makin peka. Siapa tahu nanti Mbak Puan bisa jadi sidekick-nya Daredevil dengan membuat peraturan-peraturan perundang-undangan yang memihak rakyat. Hehe. (A43)