PDIP tampaknya semakin yakin untuk mengusung Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, apakah mungkin Puan cukup โmenjualโ di kalangan pemilih bila dibandingkan dengan nama-nama lain di bursa Pilpres 2024 โ seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto, hingga Ganjar Pranowo?
โThe aim of marketing is to know and understand the customer so well the product or service fits him and sells itselfโ โ Peter Drucker, konsultan kelahiran Austria
Seperti yang telah diketahui banyak orang, Apple baru saja mengumumkan produk flagship terbarunya untuk ponsel (smartphone) pada September 2022 lalu, yakni iPhone 14 dan iPhone 14 Plus. Dua produk terbaru ini kabarnya juga disertai dengan teknologi terbaru dan fitur-fitur keamanan yang lebih mutakhir.
Jelas aja, banyak orang akhirnya langsung dibuat penasaran dengan dua produk flagship terbaru Apple ini. Salah satu fitur yang menarik adalah notch yang ada di bagian depan ponsel tersebut bisa memiliki sifat interaktif โ dengan animasi yang mengikuti kemauan user.
Memang, gimana pun, produk flagship adalah produk yang selalu ditunggu-tunggu dan dicari-cari. Ini pun tidak hanya berlaku untuk produk-produk Apple.
Samsung, misalnya, memiliki produk Samsung Galaxy Z Fold4 yang menjadi salah satu flagship andalannya. Selain ponsel tersebut, Samsung juga punya Galaxy S22, Galaxy S22+, dan Galaxy S22 Ultra.
Hmm, kenapa ya perusahaan-perusahaan ini selalu mengandalkan flagship mereka? Pada dasarnya, flagship adalah produk utama (core product) yang didesain untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi konsumen secara optimal.
Maka dari itu, flagship biasanya memiliki banyak fitur dan desain yang keren sehingga hampir semua keinginan dan kebutuhan konsumen terpenuhi. Mudahnya, flagship adalah produk paling mutakhir lah ya.
Ini juga jadi bagian dari strategi pemasaran (marketing) dari perusahaan yang memproduksi flagships โ yakni untuk membuat para konsumen benar-benar tertarik dengan produk-produk mereka.
Uniknya, marketing seperti ini tidak hanya berlaku di dunia ponsel aja lho, melainkan juga di banyak aspek kehidupan lain seperti politik. Mengacu pada tulisan Aron OโCass yang berjudul Political Marketing and the Marketing Concept, dijelaskan bagaimana teknik-teknik marketing juga bisa digunakan dalam kampanye pemilihan umum (Pemilu) oleh partai-partai politik (parpol).
Mungkin, kalau dianalogikan, parpol adalah semacam perusahaan produsen yang memproduksi kader-kader berkualitas. Kita sebagai pemilih adalah konsumen yang memiliki ekspektasi atas โproduk-produkโ yang dihasilkan oleh parpol.
Nah, setiap parpol di Indonesia bisa tuh menawarkan โflagshipsโ mereka masing-masing. Partai Gerindra, misalnya, disebut menawarkan Ketua Umum (Ketum) mereka, Prabowo Subianto, sebagai โflagshipโ mereka di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Selain Gerindra, ada juga Partai NasDem yang mulai menawarkan โflagshipโ mereka โ meskipun tidak seutuhnya diproduksi di โpabrikโ sendiri, yakni mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mirip dengan NasDem yang tidak sepenuhnya โpabrikโ sendiri, ada juga PSI yang mengusung Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo sebagai โflagshipโ mereka.
Hmm, bukannya Pak Ganjar ini โprodukโ dari โpabrikanโ PDIP ya? Wah, gimana tuh nanti klaim-klaim hak cipta dan hak patennya ya? Hehe.
Untung saja, PDIP sepertinya udah punya โflagshipโ sendiri, yakni Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang kini juga menjabat sebagai Ketua DPR RI. Hmm, tapi nih, bakal laku nggak ya โflagshipโ PDIP yang satu ini?
Soalnya nih, ada yang menilai kalau Mbak Puan ini sebenarnya nggak percaya diri buat bisa melenggang ke kompetisi โflagshipsโ di tahun 2024 karena terlihat makin sering keliling dan bersafari untuk menawarkan produk โkoalisiโ dengan parpol-parpol lain. โSaya pikir ada ketidakpercayaan diri dari Puan,โ ujar Direktur Eksekutif Political and Public Studies Jerry Massie.
Hmm, kalau gini caranya, bakal berhasil nggak ya โflagshipโ dari PDIP satu ini bila bersaing dengan โflagshipsโ lain? Would the โflagshipโ be a bop or probably gonna flop? Letโs wait and see aja lah ya. Hehe. (A43)