HomeCelotehPrabowo Rela Kehilangan Sandi?

Prabowo Rela Kehilangan Sandi?

“Kalau mau pisah, pisah yang baik. Silakan,” – Prabowo Subianto, Ketum Partai Gerindra


PinterPolitik.com

Baru-baru ini, jagat politik dihebohkan oleh pernyataan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyinggung kader yang ingin meninggalkan partai.

Prabowo mengatakan bahwa, jika ada kader yang ingin pisah, maka berpisahlah dengan baik. Menurutnya, jika ada yang merasa tidak cocok dengan dirinya, maka tidak masalah untuk mencari partai lain.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga bahwa sindiran yang dilayangkan Prabowo Subianto buat kader Partai Gerindra yang dinilai keluar jalur mengarah ke Sandiaga Uno.

Sedikit memberikan konteks,  hal ini tentu berkaitan dengan desas-desus kalau Sandi hendak hengkang dari Gerindra dan berlabuh ke PPP karena kepentingan pencalonan presiden Pemilu 2024.

Menurut Umam, pernyataan Prabowo seolah menyiratkan bahwa Ketum Partai Gerindra itu mengusir Sandiaga secara halus.

Anyway, gestur dan pernyataan Prabowo ini menyiratkan salah satu bentuk perilaku politik yang punya kaitan erat dengan tradisi politik Jawa.

image 51
Sudikah Prabowo Temui Sandi?

Dalam tradisi Jawa, setiap  tindakan tidak harus disampaikan dengan lugas. Tentu, cara menyindir dianggap paling efektif dibandingkan berkata langsung meskipun seringkali orang kebingungan memaknai sindiran dalam tradisi Jawa.

Paul Stange dalam bukunya Politik Perhatian: Rasa dalam Kebudayaan Jawa menggambarkan sikap menyindir itu bagian dari politik untuk menarik perhatian seseorang.

Salah satu ungkapan yang mewakili kearifan Jawa adalah “Ngono ya ngono, ning ojo ngono.Kira-kira, artinya adalah “Begitu ya begitu tapi jangan begitu”.

Ungkapan ini mengandung makna bahwa setiap orang boleh berbuat apa saja tetapi jangan sampai menyakiti hati dan perasaan orang lain. Orang Jawa mempunyai kebijakan untuk membiarkan orang lain melakukan apapun kemauannya tetapi memberikan batasan yang berupa tanggung jawab, tenggang rasa, dan saling memahami.

Baca juga :  King Dedi Mulyadi

Nah, jika dikaitkan dalam konteks ungkapan Prabowo kepada Sandi, maka dapat maknai kalau Sandi haruslah paham kalau Gerindra sampai saat ini masih komitmen untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden (capres).

Dalam pernyataan itu, Prabowo seolah ingin mengatakan bahwa, jika benar Sandi ingin pergi, maka ia perlu ingat peribahasa, “Datanglah dengan baik. Berikan yang terbaik. Jika ingin pergi, pergilah dengan baik, sebaik saat awal kamu datang.

By the way, jika kita simak, perjalanan hubungan Prabowo dan Sandi ini cukup dramatis loh. Mereka sempat jadi pasangan ketika duet di Pilpres 2019. Pasti banyak kenangan.

Hmm, kalau diingat-ingat momen keduanya, lalu membayangkan akan berpisah, jadi ingat syair dari lagu “Rela Kehilangan” karya  Sammy Simorangkir yang berbunyi:

Tak ku sangka kau tinggalkan aku

Akhiri semua yang telah berlalu

Tanpa ada satu kesempatan

Ku harus rela kehilanganmu

Begitu perih yang ku rasakan

Lalui hari tanpa hadirmu

Mencoba tuk melupakan

Kaulah yang terdalam menghiasi hidupku

Well, Kita tahu, meski telah rela kehilangan, pasti rasa rindu selalu datang menghampiri. Semoga saja ketika Sandi benar-benar pergi, akan tetap rindu Gerindra. Eh, kayak-nya Sandi kan sering pergi dan kembali ke Gerindra ya? Hehe. (I76)


Prabowo-Sandi Terjebak Operasi Intelijen?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...