Prabowo Subianto menolak pasangkan Sandiaga Uno dengan Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Mungkinkah Prabowo posesif dan tidak rela jika Sandiaga bersanding dengan calon rival-nya, yakni Anies?
“Keputusan partai ini sudah jelas saya calon presidennya, selama dia (Sandiaga) di partai ya dia akan patuh pada garis partai,” – Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra
Pernahkah kalian berada di dalam toxic relationship dalam menjalin hubungan? Terkadang, toxic relationship bisa muncul ketika kita memiliki pasangan dengan sikap posesif.
Pasangan posesif akan berusaha keras untuk membuat pasangannya terasingkan dari lingkungan sekitar. Tentu saja, faktor itu akan menghambat pasangannya untuk bisa berkembang.
Seperti yang diceritakan dalam film Posesif (2017) dengan pemeran utama Adipati Dolken sebagai Yudhis dan Putri Marino sebagai Lala, film ini menceritakan kisah asmara dua individu yang terjebak di dalam toxic relationship karena sifat posesif Yudhis kepada pacarnya, Lala, yang merupakan seorang atlet loncat indah yang masih duduk di bangku SMA.
Sikap posesif yang ditunjukkan oleh Yudhis menghambat kegiatan Lala. Bahkan, Yudhis membuat hubungan pertemanan Lala menjadi hancur.
Hmm, melihat hubungan posesif seperti kisah di film Posesif mungkin mirip-mirip lah ya dengan yang saat ini juga sedang ditunjukkan oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto kepada Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno.
Pasalnya, Pak Prabowo dengan tegas menolak wacana pemasangan Sandiaga dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ya, gimana nggak? Pak Prabowo sendiri yang menegaskan kalau Partai Gerindra sudah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024 mendatang.
Nah, Pak Prabowo juga menyatakan kalau Sandiaga akan tetap mengikuti keputusan Partai Gerindra untuk Pilpres 2024. Wah, mungkin, sebenarnya Pak Prabowo punya strategi sih, untuk gelaran Pilpres 2024.
Seperti teori manajemen strategi yang dikatakan oleh Wheelen dan rekan-rekan penulisnya dalam tulisan mereka Strategic Management and Business Policy Achieving Sustainability, manajemen strategi merupakan proses dari keputusan manajerial dan kegiatan yang dirancang secara sistematis untuk menentukan keberhasilan dalam jangka panjang.
Manajemen strategi dapat dijadikan sebagai suatu proses yang dirancang untuk merumuskan sebuah strategi, menjalankan strategi, dan mengevaluasi strategi untuk menentukan keberhasilan suatu organisasi. Keputusan dibuat oleh pemegang kendali supaya bisa menentukan keberhasilan organisasi tersebut.
Nah, tujuan yang sedang diinginkan oleh Partai Gerindra tentu untuk memenangkan Prabowo pada gelaran Pilpres 2024. Pak Prabowo saat ini yang masih menjadi Ketum Gerindra pun memiliki kendali penuh untuk menentukan arah strategi keberhasilan Gerindra untuk Pilpres 2024.
Tapi nih, bukan tanpa alasan Pak Prabowo menolak Sandiaga dipasangkan dengan Anies. Kata Pak Prabowo sih, dia punya alasan untuk menghormati keputusan dari Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh.
Nah, selain ingin saling menghormati keputusan politik masing-masing antara Gerindra dengan NasDem, mungkin nggak sih kalau Pak Prabowo sebenarnya sedang menunjukkan sikap posesif terhadap Sandiaga karena nggak rela kalau Sandiaga bersanding dengan calon rival-nya, yaitu Anies yang sudah diusung oleh NasDem di 2024?
Apalagi kan, Pak Prabowo sudah secara tegas tidak memberikan restu kepada Sandiaga jika dipasangkan dengan Anies. Mungkinkah Pak Sandiaga adalah Lala sedangkan Pak Prabowo adalah sosok Yudhis seperti kisah asmara dalam film Posesif? Hmmm. (S85)