“Conflicted like bein’ signed to Ye and managed by Jay. Conflicted like bein’ cool with Pusha and Drake” – Big Sean, penyanyi rap asal Amerika Serikat (AS)
Persaingan antara dua kubu memang kerap mengisi banyak kisah di kehidupan kita lho. Dalam seri anime, misalnya, kita tahu ada persaingan untuk menjadi yang terbaik yang terjadi antara Naruto Uzumaki dan Sasuke Uchiha.
Di dunia nyata, persaingan semacam ini mungkin juga pernah terjadi pasca-Perang Dunia II, yakni antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet. Rivalitas antara dua negara besar ini emang sering lho diceritakan ulang dan menjadi tema hingga setting dalam banyak film dan seri.
Dalam seri yang tengah trending berjudul The Queen’s Gambit (2020), persaingan yang terjadi di antara bidak-bidak catur berlangsung antara Beth Harmon dan Vasily Borgov. Permusuhan antara dua pemain catur profesional itu juga terjadi dalam persaingan antara AS-Uni Soviet.
Selain The Queen’s Gambit (2020), penggunaan Perang Dingin AS-Uni Soviet sebagai latar belakang ini juga terjadi lho di sebuah film yang berjudul Bridge of Spies (2015). Dalam film yang dibintangi oleh Tom Hanks tersebut AS dan Uni Soviet melakukan sejumlah negosiasi melalui seorang pengacara yang bernama James B. Donovan.
Peran Donovan ini bisa dibilang penting dan krusial banget. Berkat permainan cerdik yang dijalankan oleh pengacara tersebut, win-win solution di antara dua negara adidaya itu dapat tercapai.
Mungkin, peran ala Donovan dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ini lagi ditunggu-tunggu nih oleh sebagian masyarakat Indonesia. Pasalnya, perseteruan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kelompok Front Pembela Islam (FPI) serta Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang dipimpin Habib Rizieq Shihab dikabarkan tengah terjadi.
Apalagi nih, beberapa waktu lalu sempat dikabarkan tuh bahwa sejumlah konvoi Koopsus TNI sempat berhenti di depan markas FPI di Petamburan, Jakarta. Pangdam Jaya TNI disebutkan juga melontarkan pernyataan tegas apabila Reuni 212 tetap dilaksanakan.
Hmm, bukan nggak mungkin nih perseteruan antara dua kelompok ini perlu diperhatikan nih oleh Pak Menhan. Soalnya tuh, sejumlah sorotan – seperti dari pengamat politik Rocky Gerung – yang mempersoalkan keterlibatan TNI dalam urusan sipil juga mulai muncul.
Selain itu, Pak Prabowo kan dulu juga sempat tuh dekat dengan kelompok FPI-PA 212 pada musim Pilpres 2019. Sementara, sebagai Menhan, Pak Prabowo pasti juga punya pengaruh di kalangan TNI.
Hmm, tapi nih ya, mungkin nggak ya Pak Prabowo ini bisa jadi penengah antara FPI dan TNI. Soalnya nih, dulu salah satu kelompok itu disebut-sebut sakit hati tuh ketika Ketua Umum Gerindra tersebut memutuskan untuk bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) pada akhir tahun 2019.
Ya, terlepas dari adanya asumsi sakit hati itu, kita berharap aja sih kalau Pak Menhan mampu muncul ke publik di tengah situasi politik yang memanas ini. Apalagi, Pak Prabowo kan disebut-sebut mau nyalon jadi presiden lagi pada tahun 2024 nanti. Hehe. (A43)