HomeCelotehPrabowo dan Ghibah Netizen

Prabowo dan Ghibah Netizen

“Pabila kau tahu ruginya menggunjing orang, pasti kau tak mau untuk melakukan itu,” – Rhoma Irama, Ghibah


PinterPolitik.com

Gak kerasa ya, ternyata usia dari pemerintahan Pak Jokowi jilid II ini udah melewati masa 100 harinya. Perasaan baru kemarin ya cela-celaan cebong dan kampret, eh sekarang udah 100 hari, udah mulai harus mengevaluasi dan merefleksikan apa aja yang terjadi di Kabinet Kerja.

Dari segi kinerja dan performa, udah lumayan banyak yang memberikan evaluasi dan catatan terhadap kabinet Pak Jokowi ini. Di luar itu, ternyata ada juga yang memantau 100 hari kabinet dari pembicaraan di internet. Riset ini sendiri dilakukan oleh Indonesia Indicator atau kerap disingkat I2.

Ada berbagai temuan dari lembaga tersebut. Di antara penelitian yang mereka lakukan ada sebuah temuan yang lumayan menarik. Ternyata, sosok Menteri Pertahana Prabowo Subianto jadi menteri yang paling banyak dibicarakan netizen di 100 hari pertama kabinet Pak Jokowi.

Emang sih, Pak Prabowo bukan satu-satunya menteri yang banyak diomongin oleh netizen. Meski begitu, jarak pembicaraan netizen mantan Danjen Kopassus dengan menteri-menteri lain seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Menkopolhukam Mahfud MD lumayan jauh.

Hmmm, apakah ini artinya Pak Prabowo jadi korban ghibah atau pergunjingan netizen?

Ya, belum tentu juga, soalnya kalau merujuk kepada riset yang dirilis I2 itu, nada pembicaraan yang menyebut nama Prabowo di media sosial cenderung netral dengan persentase sebesar 49,46 persen.

Terus, apa ya kira-kira yang bisa diambil dari hasil riset yang menggambarkan Pak Prabowo ini banyak dibicarakan netizen? Apakah ini bisa dibilang sebagai gambaran kalau sang Menhan masing cukup populer di mata pengguna media sosial tanah air?

Baca juga :  Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Kalau misalnya hal itu jadi gambaran popularitas, apakah hal itu bakalan jadi modal awal yang baik jika Pak Prabowo mau berlaga lagi di sebuah kontestasi elektoral? Kan Pak Prabowo masih bisa dianggap memenuhi syarat kalau mau ikutan lagi Pilpres di 2024 nanti.

Ya, tapi itu kan masih lumayan lama. Meski begitu, ghibah atau gosip kan sering disebut makin digosok makin sip, jadi ya mungkin ada keuntungannya juga. Tapi ya dengan catatan, nanti gak ada orang yang lebih banyak dibicarakan dengan nada yang jauh lebih positif. (H33)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Membaca Siapa “Musuh” Jokowi

Dari radikalisme hingga anarko sindikalisme, terlihat bahwa ada banyak paham yang dianggap masyarakat sebagai ancaman bagi pemerintah. Bagi sejumlah pihak, label itu bisa saja...

Untuk Apa Civil Society Watch?

Ade Armando dan kawan-kawan mengumumkan berdirinya kelompok bertajuk Civil Society Watch. Munculnya kelompok ini jadi bahan pembicaraan netizen karena berpotensi jadi ancaman demokrasi. Pinterpolitik Masyarakat sipil...

Tanda Tanya Sikap Gerindra Soal Perkosaan

Kasus perkosaan yang melibatkan anak anggota DPRD Bekasi asal Gerindra membuat geram masyarakat. Gerindra, yang namanya belakangan diseret netizen seharusnya bisa bersikap lebih baik...