Site icon PinterPolitik.com

PPP Rebranding “Vintage”untuk 2024?

PPP Rebranding “Vintage”untuk 2024?

Pelaksana Tugas (Pl.t) Ketua Umum (Ketum) PPP Muhammad Mardiono. (Foto: Detik)

“Hasilnya adalah 86 persen menghendaki logo lambang Ka’bah itu dikembalikan pada yang aslinya ke yang lama,” – Muhammad Mardiono, Plt. Ketua Umum PPP


PinterPolitik.com

Baru-baru ini, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP resmi mengubah logo partai bersamaan dengan perayaan hari ulang tahun (HUT) partai ke-50. Pelaksana Tugas (Pl.t) Ketua Umum (Ketum) PPP Muhammad Mardiono menerangkan kalau perubahan logo PPP didasarkan pada kehendak mayoritas para kader.

Sebelumnya PPP telah melakukan jajak pendapat dan hasilnya 86 persen kader ingin logo partai diubah. Semua setuju agar logo lambang Ka’bah itu dikembalikan seperti aslinya, yaitu logo lama yang pernah digunakan sebelumnya.

Secara kronologis, Mardiono meyakini logo partai PPP dibentuk sejak awal oleh para pendiri partai bukan tanpa alasan. Menurutnya, logo PPP sejak awal didirikan ditetapkan lewat istikharah di Tanah Suci Mekah.

Sedikit memberikan gambaran, logo baru PPP tidak jauh berbeda dengan logo lama. Gambar Ka’bah tetap dominan dalam lingkaran. Di sisi kanan dan kiri terdapat variasi merah putih. Pada bagian bawah, terdapat tulisan “Merawat Persatuan dengan pembangunan”.

Anyway, pergantian logo bukan hanya bertujuan untuk perubahan atribut partai bagi PPP. Mereka juga berharap, dengan logo baru, partainya bisa mengantongi 40 kursi DPR pada Pemilu 2024 mendatang.

Jika kita cermati, terdapat keunikan dari pergantian logo PPP. Biasanya sebuah lembaga atau institusi secara umum menggantikan logo dengan bentuk yang benar-benar baru.

Namun, PPP berbeda, alih-alih mengganti dengan bentuk baru, PPP malah mempercayai ada value lebih jika mengganti ke logo lama yang punya nilai sejarah yang dalam bagi organisasi partainya. Hmm, mirip-mirip konsep vintage kali ya? Hehe.

PPP Akhirnya Rebranding

Secara filosofis hal ini mirip dengan konsep romantisme ala filsuf Prancis Jean-Jacques Rousseau, khususnya soal keadaan alamiah manusia atau state of nature. Keadaan alamiah ini yang menjadi sumber sekaligus penggerak kehidupan manusia itu sendiri.

Rousseau percaya kalau keadaan alamiah manusia itu berada pada masa awal ia dilahirkan. Di sanalah nilai kemurnian manusia berada – sebelum dihinggapi atribut-atribut setelah menjalani kehidupan setelahnya.

Hal ini mirip dengan kepercayaan PPP kalau logo lama menyimpan “nilai sakral” sehingga perlu kembali pada nilai tersebut untuk mendapatkan semacam petuah atau keberuntungan politik.

By the way, strategi politik PPP untuk rebranding ini kok mirip dengan beberapa perusahaan besar yang juga akhirnya sukses setelah rebranding

Sebut saja perusahaan gadget seperti Apple. Rupanya, pada tahun 1997, tepat setelah Steve Jobs memutuskan untuk keluar dari perusahaan miliknya sendiri, Apple mengalami penurunan yang sangat drastis.

Hingga, akhirnya, Steve Jobs akhirnya memutuskan untuk kembali bersama Apple dan memulai rebranding bukan hanya dari segi logo melainkan inovasi produk yang dikeluarkan mereka.

Sejak saat dipimpin kembali oleh Steve Jobs, sang juara public speaking Apple ini kembali ke masa-masa kejayaannya.

Ada beberapa alasan kenapa suatu bisnis melakukan rebranding, mulai dari menyesuaikan kembali target pasar, adanya perubahan visi misi, hingga permintaan dari shareholder atau para investor.

Namun, sayangnya, “mengubah” nama merek ini tidak segampang yang terdengar. Ada berbagai banyak pertimbangan, penerapan strategi yang matang, serta planning yang mantap agar rebranding dapat berjalan dengan baik.

Hmm, belajar dari perusahaan Apple, PPP mungkin seharusnya tidak hanya bergantung pada pergantian logo untuk rebranding, melainkan juga harus mempunyai strategi yang inovatif untuk hadapi tantangan politik di 2024. Apakah bisa terpenuhi harapan itu? Who knows? Hehehe. (I76)


Apakah Dukungan Politik Jokowi Berpengaruh?
Exit mobile version