Site icon PinterPolitik.com

Politik Vaksin ala Jokowi?

Politik Vaksin ala Jokowi?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers usai meninjau pengembangan vaksin di Laboratorium BioFarma di Bandung, Jawa Barat, para Agustus 2020 lalu. (Foto: Setkab)

“Obat terbaik untuk tubuh adalah pikiran yang tenang” – Napoleon Bonaparte, Pemimpin Militer di Perang Revolusioner Prancis


PinterPolitik.com

Gengs, bagi kalian yang pernah belajar sejarah, tahu kan strategi yang dilakukan oleh raja-raja kuno buat melebarkan pengaruhnya ke daerah lain? Yaps, salah satunya adalah dengan cara politik pernikahan.

Nggak percaya? Tanya saja sama Raja Henry V kenapa kok ia mau menikah dengan putrinya Raja Prancis. Atau, kalau merasa kejauhan, di Indonesia kan banyak juga toh cerita begitu – mulai dari istri Brawijaya V yang semuanya adalah putri dari raja-raja ternama.

Kalau dirasa contoh di atas belum cukup, baca deh sejarah klub Inter Milan. Mengapa kok klub diberi nama ‘Inter’, padahal di kota Milan sudah ada klub bernama ‘AC Milan’? Ya, tentu supaya klub ‘Inter’ bisa didatangi oleh banyak pemain di luar kota Milan sehingga meningkatkan prestige dan pengaruhnya.

Atau, lihat deh film Game of Thrones. Apa yang dilakukan Jon Snow supaya ia mendapat dukungan dalam pertempuran melawan pasukan Night King? Ya, bekerja sama dengan banyak klan dengan perjanjian beraneka ragam.

Tentu saja, dari pengantar di atas, kita mesti paham bahwa jika hendak memiliki pengaruh luas, ya harus punya keterkaitan yang kuat dengan banyak klan atau daerah. Apabila dikontekskan dalam era sekarang, bisa diartikan bahwa negara yang selamat dan sentosa dalam kancah perpolitikan internasional harus mampu bersahabat dengan banyak penguasa wilayah atau blok.

Konsep seperti itu kayaknya sudah dipahami oleh pemerintah kita, cuy. Buktinya dalam urusan kerja sama vaksin Covid-19, Indonesia nggak cuma mendatangkan vaksin Sinovac dari Tiongkok lho, melainkan juga vaksin lainnya, terutama dari AstraZeneca dan Uni Emirat Arab (UEA).

Mohon soal ini jangan sampai dilihat pakai kacamata yang lugu karena, memang di zaman globalisasi, nggak ada kerja sama yang dibangun tanpa ada kepentingan, cuy. Jadi, coba kita lihat secara jeli deh.

Mengapa kok dalam kerja sama vaksin ada Tiongkok, UEA, dan Barat (yang disebut-sebut ada peran Bill Gates)? Jangan-jangan Indonesia sedang melakukan politik tingkat tinggi supaya bisa diterima di semua blok, yakni Timur, Timur Tengah, dan Barat?

Widih, kalau memang benar asumsi mimin ini, berarti nggak heran deh jika yang diperintahkan sebagai juru lobby Indonesia tuh orang-orang keren – seperti Luhut yang kemarin ke Tiongkok toh.

Namun, kayaknya Indonesia juga perlu waspada. Jangan sampai barang kerja sama dalam bentuk vaksin yang membuat tersenyum banyak pihak ini, justru mengabaikan kondisi masyarakat, alias bikin bingung. Jadi harus seimbang dong, Pak. Hehe. (F46)

Exit mobile version