Site icon PinterPolitik.com

Polemik Kuntadhi, Ganjar Cuci Tangan?

Polemik Kuntadhi, Ganjar Cuci Tangan?

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Foto: Republika)

“Saya kenal Pak Ganjar. Tapi kayaknya Pak Ganjar, ya nggak kenal saya secara pribadi,” – Eko Kuntadhi, Pegiat media sosial


PinterPolitik.com

Eko Kuntadhi – pegiat media sosial (medsos) yang baru-baru ini ramai dibicarakan warganet – diduga melakukan penghinaan kepada Ustazah Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Imaz Fatimatuz Zahra.

Layaknya efek domino, ucapan Eko ini berbuntut panjang dan menyeret nama Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Seperti yang diketahui, Eko merupakan Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Ganjarist.

Fast forward, meski setelah kasus penghinaan terhadap Ning Imaz mencuat ke publik, Eko langsung mengundurkan diri dan meminta maaf kepada keluarga besar Ponpes Lirboyo.

Merespons polemik tersebut, Ganjar lantas menolak untuk mengkonfirmasi kalau Eko merupakan  bagian dari relawan. Bahkan, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengaku tidak pernah membentuk kelompok relawan.

Ganjar yang juga menjadi sasaran tembak dalam polemik ini mengaku tidak akan ikut mengunjungi Ponpes Lirboyo terkait kasus yang menjerat Eko.

Ketua Umum (Ketum) Relawan Ganjar Pranowo 2024 (RGP2024), Heru Subagia menanggapi klarifikasi Ganjar Pranowo yang mengaku tidak kenal Eko Kuntadhi.

Heru yang mencoba menetralisir polemik ini agar tidak terlalu dipolitisasi menjelaskan bahwa jawaban Ganjar yang mengaku tidak mengenal Eko bukanlah dari sisi pribadi, melainkan sebagai Ketua Relawan Ganjarist.

Apa yang diucapkan Heru terkesan senada dengan Ganjar meski dengan pilihan kata yang berbeda. Namun, satu hal samar-samar tampak dari fenomena ini – seolah-olah Ganjar ingin “cuci tangan” dari polemik yang dibuat Eko.

Ganjar Harus Pecat Eko Kuntadhi?

Anyway, sebenarnya istilah cuci tangan dalam dunia kesehatan sangat dianjurkan, bahkan salah satu perusahaan sabun ternama di Indonesia membuat gerakan cuci tangan.

Salah satu tujuan dari gerakan cuci tangan pun adalah membiasakan kita untuk selalu cuci tangan setelah tangan menyentuh barang-barang yang kotor. Namun, apa jadinya ketika gerakan cuci tangan justru disalahgunakan oleh para politisi?

Cuci tangan akhirnya mengalami ambiguitas makna. Gerakan cuci tangan yang dilakukan oleh perusahaan sabun sejatinya baik. Namun, cuci tangan politisi mempunyai implikasi moral yang negatif di mata publik.

Dalam dunia politik, banyak oknum-oknum yang melakukan politik cuci tangan. Mereka tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat. Parahnya, perilaku ini dianggap biasa saja.

Sekilas, apa yang dilakukan politisi ini mirip dengan pernyataan filsuf terkenal asal Inggris, Thomas Hobbes, yang menyebutkan istilah “homo homini lupus”. Artinya adalah manusia bagaikan serigala bagi manusia lainnya.

Bagi Hobbes, manusia bisa dianalisis dalam kondisi keberadaan primitif – atau lebih tepatnya dalam kondisi minimal untuk bertahan hidup. Keadaan ini adalah keadaan yang disebut Hobbes sebagai keadaan alamiah. 

Hmm, mungkin agak berlebihan jika Pak Ganjar disebut cuci tangan dari polemik Eko Kuntadhi. Mungkin, Pak Ganjar hanya ingin ikut protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci  tangan). Hehehe. (I76)


Kelas Revolusi Baru, Jalan Nadiem Menuju Pilpres
Exit mobile version