Narji Cagur memutuskan untuk bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setelah sebelumnya dirumorkan akan berlabuh dengan Partai Demokrat. Sementara, anggota grup komedi Cagur yang lain – Denny Cagur – juga telah menjadi politikus Partai Amanat Nasional (PAN). Akankah ada Perang Cagur antara PKS dan PAN?
Bukan rahasia lagi bahwa guru adalah pekerjaan yang mulia. Bagaimana tidak? Dengan menjadi guru, kita bisa menyalurkan ilmu kepada generasi-generasi selanjutnya. Tentu saja, itu semua bisa berjalan lancar bila guru tidak sekadar menerima gaji hororer.
Maka dari itu, ada beberapa mahasiswa perguruan tinggi pendidikan justru mengambil jalur lain. Sebutlah Nardji, Wendi, dan Deni yang tergabung ke suatu klub komedi yang diberi nama Calgur yang merupakan singkatan dari calon guru.
Singkat cerita, Calgur ini menjadi klub lawak yang cukup kondang di negeri Nusantara pada alternate universe Bumi-45. Dengan popularitas mereka, tidak heran kini banyak orang yang ingin bisa lebih dekat dari mereka – tentunya termasuk komunitas dan kelompok tertentu.
Nardji, misalnya, kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Perkumpulan Kontra Sebelah (PKS). Sementara, ada juga Deni yang sudah bergabung dengan Perhimpunan Amien No-more (PAN).
Layaknya cerita dan kisah geng di masa sekolah dahulu, tentu saja teman-teman baru ini bisa saja mengancam kekompakan Calgur. Drama ini akhirnya terjadi ketika perkumpulan-perkumpulan ini berpartisipasi dalam lomba komedi di bidang pantun.
Baca Juga: Mongol Gabung PSI untuk Apa?
Nardji: Makan ikan di daerah Kranji. Minumnya pakai es. Perkenalkan saya Narji. Hari ini saya sudah resmi menjadi anggota PKS.
Deni: Eh, ada Nardji di sini. Ketemunya pas sambil makan belepotan. Eh, Anda anak baru di sini. Saya sudah jadi Ketua Muda PAN.
Nardji: Jalan-jalan ke Balikpapan. Eh, koper ketinggalan di Gondangdia. Paling keren itu yang terkini. Jadi Ketua Muda PAN? Tolong Anda sadar usia.
Deni: Pergi ke Cikini buat beli emas. Belinya dua puluh empat karat. Eh, coba ngaca, Mas. Apa kabar ya Demokrat?
Nardji: Biar anget, minum bajigur. Makannya pakai lauk ikan. Kita berdua adalah Calgur. Yuk kita pikirin nasib pendidikan.
Deni: Jago masak kayak Mas Sanji. Harus sabar, nggak boleh buru-buru. Hmm, benar juga Mas Nardji. Mari bekerja untuk para guru.
Alhasil, Nardji dan Deni kembali lagi ke khittah mereka sebagai Calgur alias calon guru. Mungkin, ini tujuan mereka di balik keputusan mereka bergabung dengan PAN dan PKS. (A43)
Baca Juga: Nadiem Selamatkan Nasib Anak Guru?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.