“Never allow someone to be your priority while allowing yourself to be their option” – Mark Twain, penulis asal Amerika Serikat (AS)
Cuy, kalian pasti ingat dong momentum ketika banyak banget media lokal maupun nasional yang blow-up hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT)?
Behh, rasanya tuh seperti yang ada di Indonesia ini gak ada yang lebih penting daripada hubungan kedua negara ini. Setiap hari, ibaratnya, sering muncul berita soal Indonesia-Tiongkok terus.
Biasanya, kan, dalam hubungan luar negeri, istilah yang sering digunakan yaitu, “Indonesia kebijakannya pro asing, nggak pro rakyat.” Namun, setelah negeri Tirai Bambu ini berhasil menjalin kerja sama secara masif di Indonesia, muncul istilah pro-aseng.
Bahkan, sampai-sampai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Panjaitan mendapat julukan “makelar atau agen Tiongkok”. Weleh-weleh, memang, ya, netizen Indonesia ini kejam. Hehehe.
Memang sih, itu semua lantaran pemberitaan media menunjukkan investasi Tiongkok ke Indonesia ini terkesan sangat masif. Ditambah lagi, dengan adanya proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang merupakan kerja sama perusahaan asal Tiongkok dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Indonesia.
Belakangan, kerja sama kedua negara sampai menyentuh proyek pembangkit listrik. Pantas saja lah sentimen itu terbentuk. Hmm, mimin jadi mikir. Kira-kira, dengan eratnya kerja sama ini, seberapa penting sih Indonesia buat Tiongkok?
Kenyataannya, peringkat Indonesia dalam China Going Global Investment Index (CGGII) pada tahun 2015 berada di urutan ke-44 dari 67 negara, cuy. dan peringkat ini juga tidak berubah jauh-jauh amat dengan akhir-akhir ini.
Coba tebak, larinya investasi Tiongkok ke mana? Nyatanya, sebagian besar investasi Tiongkok larinya ke negara maju, gengs – misal Denmark, Norwegia, Belanda, Swedia, dan Spanyol, cuy.
Bahkan nih, di Asia Tenggara, posisi Indonesia tuh masih buncit banget. Partner terpenting Tiongkok di Asia Tenggara masih diduduki oleh Singapura.
Kota Singa tersebut menempati peringkat ke-2 paling penting bagi Tiongkok. Sementara, Malaysia peringkat ke-20, Thailand peringkat ke-38, Filipina peringkat ke-39, dan Vietnam peringkat ke-40.
Indonesia hanya berada di peringkat 44. Duhh, sedih banget ya? Selama ini, ternyata kabar kedekatan Indonesia-Tiongkok jauh banget dari realitas sebenarnya ya.
Kalaupun diamati perihal bantuan luar negeri, pada tahun 2019 kuartal I, negara yang paling besar memberi utang luar negeri ke Indonesia juga bukan dari Tiongkok, cuy, melainkan Singapura sebesar– diikuti Jepang, lalu Amerika Serikat (AS).
Dari sini, mungkin bisa dilihat ya bahwa sebenarnya tuh Indonesia di mata Tiongkok gak penting-penting banget deh. Hmm, padahal, Pak Luhut selalu menganggap Tiongkok sebagai kekuatan dunia yang nggak terhindarkan pengaruhnya. Hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.