Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) belum bisa bernapas lega. Belakangan, RK terus dihantam kritik demi kritik. Akankah karier politik RK terancam?
“Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur Jabar atau kader partai, atau pribadi?” –Muhammad Sabil di Instagram Ridwan Kamil
Ridwan Kamil tampaknya can’t catch a break. Baik portal berita maupun media sosial sedang dibanjiri kritik terhadap Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang akrab disapa Kang Emil atau RK ini.
Kritikan-kritikan ini pun muncul dari berbagai persoalan yang berbeda. Ada yang menyinggung urusan personal Pak RK. Ada pula yang menyinggung kinerja dan kualitas kepemimpinannya di Jabar.
Memasuki tahun baru 2023, RK sudah diterpa kritikan akibat pembangunan Masjid Al Jabbar. Persoalan yang disoroti adalah anggaran pembangunan masjid yang mencapai Rp1 triliun. Anggaran ini dinilai tidak tepat sasaran karena masih banyak fasilitas publik yang lebih urgent untuk dibenahi di Jabar.
Persoalan Masjid Al Jabbar kemudian merembet ke kritik atas transportasi publik di Kota Bandung. Pasalnya, pengelolaan transportasi umum di Bandung tidak maksimal.
Selain persoalan masjid dan transportasi publik, ranah personal RK juga kena semprot. Muhammad Sabil, seorang guru honorer di SMK Telkom Sekar Kemuning, Cirebon, mengkritik jas kuning yang dipakai RK saat sedang berada dalam sesi Zoom dengan siswa-siswi SMP di Tasikmalaya.
Komentar Sabil berbuntut panjang hingga akhirnya guru honorer ini dipecat dari SMK Telkom Sekar Kemuning. Kritik pun menghujani RK karena dianggap anti-kritik dan melalukan abuse of power.
Belum selesai dengan persoalan ini, muncul spanduk protes terhadap RK atas kondisi jalan rusak di daerah Garut, Jabar. Melalui spanduk-spanduk ini, masyarakat Garut menuntut aksi nyata dari Gubernur Jabar.
Rentetan kritik terhadap RK bukan nggak mungkin berpotensi berdampak pada karier politiknya. Dalam tulisannya yang berjudul What is a career politician? Theories, concepts, and measures, Allen dan rekan-rekan penulisnya melihat bahwa seseorang yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk berkarier di bidang politik adalah seorang career politician.
Terdapat empat dimensi yang mencirikan seorang career politician, yaitu strong commitment, narrow occupational background, narrow life experience, dan strong ambition. Selama memenuhi satu dari keempat dimensi di atas, seseorang dapat disebut sebagai seorang career politician.
Kalau kasus Pak RK, gimana tuh? Berdasarkan rekam jejaknya, RK memiliki komitmen dan ambisi yang kuat dalam berkarier di politik. Jabatan Wali Kota Bandung dan Gubernur Jabar diembatnya. Sekarang, muncul rumor bahwa RK menjadi calon kuat DKI-1.
RK juga memutuskan untuk masuk partai politik, yaitu Partai Golkar. Masuknya RK sebagai kader partai menandakan keseriusan RK menjalani karier politiknya.
Wah, Pak RK kelihatannya sudah istiqomah dengan jalannya di politik. Akan tetapi, ambisi harus diimbangi dengan usaha yang setara juga. Kalau tidak, lama-lama Pak RK bisa kena cancel. Kalau sampai Pak RK di-cancel beneran, waduh, repot banget tuh urusannya. Nanti karier politik Bapak gimana? ☹ (A89)