Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Eselon I Suryo Utomo dianggap mencederai kepercayaan masyarakat karena mengendarai motor gede (moge). Sri Mulyani takut kepercayaan masyarakat hilang karena gaya hedonisme DJP?
“…you get murdered first, for once” – Schitt’s Creek (2015-2020)
Kutipan di atas berasal dari serial komedi asal Kanada yang memenangkan penghargaan di ajang bergengsi Emmy Awards pada tahun 2020. Serial Schitt’s Creek (2015-2020) menceritakan perjalanan keluarga Johnny Rose yang diperankan oleh Eugene Levy sebagai kepala keluarga yang sangat sukses dalam membangun bisnis.
Pernikahannya dengan Moira (Catherine O’Hara) dikaruniai dua orang anak yaitu David dan Alexis. Kesuksesan yang diraih Rose membuat kehidupan mereka bergelimang harta.
Namun, bisnis sukses yang telah dibangun Rose mengalami kebangkrutan akibat kasus penipuan yang dibuat karena ulah manajer bisnis mereka. Kehidupan yang semula bergelimang harta, mau tidak mau, akhirnya harus merelakan semua hartanya digunakan untuk membayar hutang kerugian bisnisnya.
Kejadian itu membuat keluarga Rose harus pindah ke desa kecil bernama Schitt’s Creek. Bahkan, mereka harus berjuang untuk bisa hidup dengan serba keterbatasan dan menyesuaikan lingkungan sekitar yang baru.
Ibarat kata nih, mereka sudah tidak bisa merasakan foya-foya hidup mewah lagi karena harus menyesuaikan diri dengan kehidupan yang lebih sederhana di desa kecil.
Kehidupan mewah memang sangat menggiurkan bagi beberapa orang. Hmm, ngomong-ngomong soal kehidupan mewah, jadi mengingatkan kembali dengan kasus yang terjadi dari kekerasan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo – anak dari Rafael Alun Trisambodo pejabat Eselon II Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) – terhadap Cristalino David Ozora.
Pasalnya, aksi gaya memamerkan kehidupan mewah sering diunggah oleh Mario di media sosialnya dengan mem-posting mobil mewah dan sepeda motor gede (moge) Harley-Davidson yang dikendarai olehnya.
Hmm, namun, siapa sangka? Ternyata aksi memamerkan moge-pun sempat dilakukan oleh Suryo Utomo selaku pejabat eselon I di DJP Kemenkeu lho. Foto Suryo mengendarai moge beredar di media sosial mendapat perhatian besar dari warganet Indonesia.
Buntut dari kasus kekerasan Mario memang semakin meluas ke politik, terutama sampai ke para pejabat-pejabat pemerintahan. Suryo mengendarai moge bersama klub belasting rijder. Nama komunitas tersebut diambil dari bahasa Belanda, yaitu belasting artinya pajak dan rijder berarti pengendara.
Aksi memamerkan gaya hidup mewah belakangan ini kerap terjadi pada pejabat pemerintah. Jika mengacu pada konsep hedonism dan psikologi dialektik-materialis oleh A. Harimurti yang secara etimologis hēdonē (pleasure) diartikan happiness atau kebahagiaan.
Dalam kultur hedonis seakan-akan harus terus memenuhi hasrat terutama dalam hal memenuhi kesenangan hidup dengan melakukan aktivitas yang ingin dijadikan sebagai pusat perhatian.
Aristoteles menyebut dinamika kebahagiaan merupakan bentuk kesejahteraan, kesejahteraan yang dimaksud Aristoteles hanya bisa dicapai melalui politik. Sama seperti konsep hedonisme, aktivitas apapun akan dilakukan untuk bisa mencapai kenikmatan tanpa memikirkan akibatnya.
Menariknya, dari viralnya foto Suryo mengendarai moge membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengambil langkah dengan memberikan instruksi supaya klub moge tersebut dibubarkan yang dikatakan dalam akun Instagram-nya @smindrawati.
Tidak hanya itu, Sri Mulyani juga memerintahkan Suryo untuk menyampaikan jumlah Harta Kekayaan Dirjen Pajak dan dari mana sumbernya pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Setuju nggak sih? Menyesuaikan diri dengan kehidupan sederhana setelah merasakan kehidupan dengan kemewahan harta-seperti yang dirasakan oleh keluarga Rose pada serial Schitt’s Creek-, harus diterapkan juga oleh Suryo dan jajaran pejabat pemerintah lain?
Kan katanya Bu Sri Mulyani nih, supaya tidak mencederai kepercayaan masyarakat – apalagi buat pejabat pemerintahan yang suka pamer gaya hidup hedon. Iya nggak tuh? Hehe. (S85)
