HomeCelotehPDIP vs Relawan Jokowi, Rebutan GBK?

PDIP vs Relawan Jokowi, Rebutan GBK?

Pelaksanaan kegiatan kelompok-kelompok relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, menjadi polemik. Pasalnya, PDIP yang sempat ingin menggelar acara di GBK akhirnya mengurungkan niat mereka karena tahu soal adanya persiapan Piala AFF 2022 dan Piala Dunia U-20 2023.


PinterPolitik.com

“Stadium status” – Kanye West, “Big Brother” (2007)

Mungkin, nama Kanye West bukanlah nama yang asing bagi banyak orang. Gimana nggak? Penyanyi rap (rapper) satu ini memang dikenal kerap membuat kontroversi. Berbagai ucapan yang dilontarkan oleh sang rapper kerap menjadi buah bibir di masyarakat.

Baru-baru ini, misalnya, perpisahannya dengan Kim Kardashian membuat Kanye bersikap agresif terhadap selebriti yang dikabarkan dekat dengan Kim, yakni Pete Davidson. Nggak hanya soal hubungan asmara, Kanye juga telah mengumumkan kalau dirinya bakal maju sebagai salah satu kandidat di Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada tahun 2024 mendatang.

Belum lagi, pada Pilpres AS 2016 lalu, Kanye menyatakan dukungannya terhadap Donald Trump secara terbuka. Padahal, banyak dari kelompok Afrika-Amerika malah bersikap antipasti ke Trump. Hmm, pokoknya serba kontroversial lah ya.

Namun, sebelum semua kontroversi itu, Kanye dikenal sebagai musisi dan rapper yang jenius. Berbagai karya musiknya selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh banyak penggemarnya. Nggak hanya musik, Kanye juga dikenal sukses dengan produk sepatu Adidas-nya yang disebut sebagai Yeezy.

Nah, karena begitu populer dan sukses, tiket konser Kanye selalu habis. Semakin banyak penggemarnya, semakin banyak pula penonton konsernya – sehingga membutuhkan venue berkapasitas besar seperti stadion.

Mungkin, inilah mengapa akhirnya Kanye menuliskan lirik “Stadium status” seperti pada kutipan di awal tulisan. Bisa jadi, Kanye ingin mengukuhkan bahwa dirinya telah mencapai Stadium status.

Jokowi Jadi Presiden Bebek Lumpuh

Nah, kalau di AS ada Kanye, mungkin di Indonesia ada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gimana nggak? Pak Jokowi pada Sabtu, 26 November 2022 lalu menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu di stadion terbesar di Indonesia, yakni Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Baca juga :  Megawati and The Queen’s Gambit

Boleh jadi, Pak Jokowi kini telah mencapai Stadium status seperti apa yang dibilang Kanye. Pasalnya, bukan sekali ini lho kehadiran Pak Jokowi di GBK mengundang banyak massa. Kala Kampanye Akbar Pilpres 2019 silam, massa juga memadati stadion terbesar di Indonesia.

Namun, Stadium status Pak Jokowi ini menjadi polemik setelah PDIP sebelumnya mengurungkan niat untuk mengadakan kegiatan di Stadion GBK. Katanya sih, alasannya adalah karena stadion itu tengah dipersiapkan untuk Piala AFF 2022 dan Piala Dunia U-20 2023. Hmm, kok masih bisa dipakai ya sama kelompok relawan Jokowi? Hehe.

Hmm, ngomongngomong nih, terlepas dari dinamika politik yang terjadi antara PDIP dan kelompok relawan Jokowi, kenapa malah GBK-nya ya yang jadi perdebatan? Ada apa sih emang dengan stadion itu?

Nah, ini bisa dijelaskan dengan konsep yang disebut sebagai spatial turn – sebuah sebutan untuk gerakan intelektual yang mengaitkan tempat (place) dan ruang (space) sebagai unsur yang berpengaruh. Dalam sosiologi, ruang dan tempat pun menjadi penting dalam pembahasan sosio-politik.

Edward T. Hall pun mencetuskan konsep proxemics (proksemik) yang menjelaskan bagaimana tempat dan ruang berkaitan juga dengan hubungan dan komunikasi interpersonal manusia. Bukan nggak mungkin, GBK memiliki pengaruh perilaku proksemik yang besar juga sehingga menjadi penting dalam dinamika politik.

Wah, kalau begitu, bisa jadi PDIP dan relawan Jokowi ini sedang memperebutkan satu status yang disebutkan oleh Kanye tadi ya? Siapakah di antara keduanya yang bakal mencapai Stadium status? Atau mungkin malah menjadi “2024 status”? Hehe. (A43) 


Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?