HomeCelotehPDIP Tak Mau Legalisasi Ganja?

PDIP Tak Mau Legalisasi Ganja?

“Ganja kan nilai ekonominya tinggi, bisa jadi banyak orang yang mendadak jadi petani ganja. Tidak ada lagi petani yang nyawah, tidak ada yang menanam sayuran, dan buah-buahan”. – Rahmad Handoyo, Anggota Komisi IX DPR RI


PinterPolitik.com

Seorang ibu yang membawa poster bertuliskan “Tolong anakku butuh ganja medis” di kawasan kawasan Car Free Day (CFD) mendadak viral dan mendapatkan banyak atensi warganet. Sang ibu yang bernama Santi Warastuti, mempunyai anak bernama Pika yang mengidap kelainan saraf otak, yang biasanya dunia medis diistilahkan dengan cerebral palsy

Perjuangan Santi untuk kesembuhan anaknya lewat tuntutan izin penggunaan ganja medis membuat warganet terenyuh. Dan sebagai tambahan, salah satu treatment yang paling efektif untuk cerebral palsy memang menggunakan minyak biji ganja. 

Hal ini yang membuat masyarakat mulai tersadar, bahwa ada manfaat besar di balik barang yang dicap “haram” dan diatur penggunaanya dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Merespon kisah di atas, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan pimpinan DPR sudah berkomunikasi dengan komisi terkait guna menindaklanjuti usulan legalisasi ganja untuk kebutuhan medis. 

Sontak, wacana ganja medis ini direspon oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Menurut mereka istilah ini keliru karena tidak seluruh tanaman ganja dapat dijadikan obat. Hanya salah satu unsur di dalam tanaman ganja yang digunakan untuk medis, yakni Cannabidiol/Cannabinoid alias CBD.

image 23
Ganja lebih cuan?

Anggota ahli BNN Bidang Farmasi Brigjen (Purn) Drs. Mufti Djusnir, M.si, Apt, menjelaskan bahwa Kandungan utama tanaman ganja itu bernama tetrahydrocannabinol (THC). Nah, THC ini punya dampak psikoaktif. 

Hmm, berarti tidak semua unsur ganja dapat dijadikan obat ya? Meski CBD merupakan unsur baik, tapi rupanya ada unsur jahat yang disebut dengan THC. Jadi argumentasi legalisasi ganja bisa jadi semacam cherry picking dong? 

Baca juga :  Menguji "Otot Politik" Andika Perkasa

Oh iya, sebagai informasi cherry picking adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana seseorang menyampaikan potongan-potongan fakta untuk mendukung pendapat yang telah dibangun. Tentunya, strategi ini digunakan agar data yang disampaikan sesuai dengan yang diinginkan. 

Analogi ini lahir dari fenomena petani ceri saat musim panen. Mereka hanya memetik sebagian buah ceri yang dianggap baik, dan menjadikannya sebagai bukti untuk menyatakan bahwa keseluruhan hasil panennya memiliki kondisi yang sama baiknya.

Lalu, ngomong-ngomong soal petani, jadi kepikiran komentar Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo yang risau jika para petani akan lebih memilih menanam ganja jika sudah dilegalisasi, ketimbang membudidayakan padi atau sayur-sayuran. 

Ya iyalah, kan ganja punya nilai ekonomis yang lebih tinggi. Hal ini pernah terjadi di Lebanon pada tahun 2019. Saat itu, para petani kentang memilih menanam ganja akibat krisis yang melanda negara tersebut. Bagaimana tidak, bibit ganja lebih murah empat kali lipat dibandingkan kentang. 

Hmm, kalau pertimbangannya ganja sebagai komoditas, bisa-bisa nih Indonesia menyusul Thailand yang telah lebih dulu melegalisasi ganja pada pertengahan Juni 2022. Sawatdee krab Indonesia. Hehehe. (I76)


PDIP
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...