Tidak adanya sponsorship dari Kementrian Badan Usaha Muilik Negara (BUMN) pada ajang Formula E rupanya juga menuai kritik dari PDIP. Lantas, apakah ini lanjutan dari serangan PDIP terhadap Erick Thohir?
Ada peristiwa menarik saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dalam rapat tersebut, anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP Mufti Anam mengkritik BUMN yang tidak memberikan dukungan sponsorship pada ajang Formula E yang dilakukan di Jakarta beberapa hari lalu.
PDIP, melalui Anam, menilai Erick yang menjadi pembantu presiden tidak peka terhadap sikap negara yang seharusnya terlibat dalam ajang internasional. Ia juga bersimpati terhadap koleganya yang juga merupakan Ketua Panitia Pelaksana Formula E Ahmad Sahroni, yang menurutnya hanya diberikan harapan palsu oleh Kementerian BUMN terkait sponsorship.
Jika dirunut, ini bukan pertama kali kader PDIP melontarkan kritik kepada Erick. Sebelumnya ada kritik mesin ATM yang memampang wajah Erick dan kunjungan sang mantan bos Inter Milan ke beberapa pesantren.
Semakin sering kader PDIP menyerang Erick dengan kritik, semakin terlihat bahwa terdapat kepentingan politik di balik fenomena ini. Beberapa pihak menyebut ini terkait dengan dukungan PDIP terhadap Puan Maharani yang dijadikan simbol dari penerus trah Soekarno, sebuah trah yang menjadi nafas perjuangan bagi kader PDIP.
Membahas cerita untuk memperjuangkan trah, jadi teringat dengan film The Northman yang sedang hype ditonton saat ini. The Northman bercerita tentang seorang pangeran bernama Amleth yang diperankan oleh Oscar Novak, yang berjuang untuk menjaga trahnya dan menghalangi kekuasaan lain untuk menduduki takhta.
Yang menarik dalam film ini, dan kemudian sangat relate dengan apa yang diperlihatkan PDIP terhadap Erick, adalah tentang strategi Amleth dalam merebut takhta dari tangan Fjölnir the Brotherless. Meski sudah mempunyai kekuatan yang overpower, Amleth tidak langsung frontal menyerang, melainkan dengan cara bertahap.
Ibarat banteng, yang dilakukan protagonis adalah menyeruduk lawan secara perlahan. Strategi ini juga mirip dengan nasihat Sun Tzu dalam bukunya Seni Berperang, yang mengatakan mengalahkan musuh ibarat “mencuri kambing sepanjang perjalanan”.
Maksud perkataan ini adalah agar kita harus fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun, termasuk mereduksi jumlah pesaing. Bisa jadi, Erick merupakan pesaing yang potensial bagi PDIP untuk melanggengkan perjalanan Puan.