HomeCelotehPDIP, Lu Itu Gak Diajak?

PDIP, Lu Itu Gak Diajak?

Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan para ketua umum (ketum) dari lima partai politik (parpol) – yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PPP, dan PKB – memunculkan wacana soal kemungkinan koalisi besar di antara parpol-parpol ini. Lantas, bagaimana dengan nasib PDIP?


PinterPolitik.com

“Raise your hand if you have ever been personally victimized by Regina George?” – Ms. Norbury, Mean Girls (2004)

Mungkin, bagi anak-anak generasi 1990-an, salah satu film yang membekas di ingatan anak-anak milenial adalah sebuah film komedi remaja yang berjudul Mean Girls (2004). Film yang dibintangi oleh Lindsay Lohan ini bercerita mengenai drama anak-anak remaja dalam sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Amerika Serikat (AS).

Alurnya dimulai ketika Cady Heron – seorang gadis home-school dari Afrika – memulai pendidikan formalnya di North Shore High School. Di sekolah itu, Cady bertemu dengan teman-teman barunya seperti Janis Ian dan Damian Leigh sekaligus “musuh-musuh” barunya seperti Regina George, Karen Smith, dan Gretchen Wieners.

Sebagai gadis terpopuler di sekolah, Regina mendapat julukan sebagai sang “ratu lebah” yang segala keinginannya harus dituruti. Sederhananya sih, Regina-lah yang dianggap “berhak” mendapatkan ketenaran dan hati seluruh lelaki tampan di North Shore High School.

Namun, sikap semena-mena sang “ratu lebah” ini akhirnya mencapai puncak akhirnya. Gimana nggak? Kehadiran Cady malah menyebabkan “takhta keratuannya” goyah – membuat sejumlah temannya bahkan meninggalkna Regina.

Wajar sih. Sudah menjadi hukum alam kalau ada lawan potensial, penguasa utama akan mendapatkan sejumlah penantang. Bahkan, lawan potensial terkadang bisa semacam “menarik” kawan-kawan sang penguasa untuk mendukung cause sang penantang.

Drama gadis remaja SMA semacam ini sebenarnya juga menjadi fenomena umum dalam dinamika politik. Dalam dinamika politik internasional, misalnya, A.F.K. Organski dalam bukunya World Politics mencetuskan teori pergeseran kekuatan (power transition theory) yang menjelaskan bahwa konflik semakin mungkin terjadi ketika kekuatan penantang mulai merasa tidak puas dengan tatanan yang dibangun oleh kekuatan utama.

Baca juga :  Possible Rebound Andika Perkasa

Nah, ketidakpuasan ini bisa saja dibangun oleh kekuatan penantang yang akhirnya juga mendorong entitas-entitas politik lain untuk mendukung upaya perubahan atas tatanan yang ada. Mudahnya sih, sang penantang bisa menjadi bos geng baru yang menantang bos geng lama.

Bukan nggak mungkin, pergeseran kekuatan semacam inilah yang terjadi antara Cady dan Regina di North Shore High School. Cady yang baru masuk sekolah itu memiliki kesadaran atas ketidakpuasan di antara teman-temannya terhadap “dominasi” Regina.

Koalisi Pilpres Restu Jokowi Dipermainkan

Hmm, itu kan kalau di film Mean Girls. Gimana kalau di dunia nyata – katakanlah dalam dinamika politik Indonesia? Ada nggak sih dinamika semacam ini?

Boleh jadi, hal yang sama juga terjadi dalam dinamika elektoral menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Gimana nggak? Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan ketua-ketua umum (ketum) dari lima partai politik (parpol), yakni Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dari PKB, Airlangga Hartarto dari Partai Golkar, Zulkifli Hasan alias Zulhas dari PAN, dan Muhamad Mardiono dari PPP.

Padahal nih, selain lima parpol ini, ada satu parpol paling mendominasi – dalam hal jumlah kursi terbanyak di parlemen, yakni PDIP yang dipimpin oleh Ketum Megawati Soekarnoputri. Belum lagi, Pak Prabowo juga bilang kalau ada wacana koalisi di antara lima parpol ini – sembari menyebut bahwa partainya kini masuk “tim” Jokowi.

Waduh, kenapa tuh? Kok Pak Prabowo memilih diksi “tim” untuk menggambarkan kehadiran Gerindra di pertemuan lima parpol tersebut? Mungkinkah ada “tim” lain selain “tim” Jokowi? Siapa tuh ya “tim” yang dimaksud? 👀

Mungkin nih, mirip sikap sang “ratu” ketika teman-temannya seperti Gretchen dan Karen mulai mendukung Cady, PDIP langsung menanggapi pertemuan tersebut. Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko, langsung ngomong kalau sebenarnya Bu Mega juga diundang dalam acara tersebut tetapi nggak bisa hadir.

Baca juga :  Tak Ada Megawati, Hanya Jokowi

Hmm, diundang apa diundang beneran tuh? Hehe

Kalau pergeseran kekuatan ala Organski juga terjadi di dinamika koalisi antar-partai menuju Pemilu 2024, bukan nggak mungkin PDIP bisa merasa panik layaknya Regina yang dominasinya semakin terpojokkan oleh penantang-penantang baru.

Well, bila gambaran atas dinamika ini bisa aja beneran berlangsung, ini membuat seakan-akan Pak Jokowi dan lima ketum parpol ini menjadi “Cady” dan PDIP menjadi “Regina”. Nah, di akhir film Mean Girls sih, Cady dan Regina akhirnya berdamai setelah konflik skala satu sekolah terjadi. Kalau di kontestasi Pemilu 2024, kira-kira, gimana ya ending-nya? 🤔 (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?