“Saya minta Pak Mendagri urusan yang berkaitan dengan klaster Pilkada ini betul-betul ditegasi betul. Diberikan ketegasan betul. Polri juga diberikan ketegasan mengenai ini, aturan main di Pilkada karena di PKPU-nya sudah jelas sekali”. – Jokowi
Gelaran Pilkada 2020 memang menjadi fenomena politik kekinian di tengah kekalutan bangsa dan negara akibat badai Covid-19. Ini akan menjadi pelaksanaan pesta demokrasi yang dipenuhi ketidakpastian ekonomi dan persoalan kesehatan.
Namun, layaknya pesta demokrasi yang selalu diwarnai oleh kampanye dan kerumunan orang, Pilkada kali ini justru diwarnai oleh ketakutan dan kecemasan untuk mengumpulkan orang banyak. Protokol kesehatan cuy, apalagi angka pasien Covid-19 udah kayak Anggun yang “melambung jauh terbang tinggi”.
Tapi nih, masih aja ada pasangan calon, partai politik yang berkontestasi, penyelenggara Pemilu, dan masyarakat yang belum taat sama protokol kesehatan. Sorotan secara khusus diarahkan kepada partai-partai politik, terutama partai besar.
Contohnya di Pohuwato, Gorontalo, di mana ada pasangan calon yang menggelar konser pemenangan dengan mengundang artis ibu kota cuy. Orang-orang pada desak-desakan, ada yang nggak pakai masker, beh kacau dah pokoknya. Video konser tersebut ramai jadi pergunjingan warganet di jagat Twitter.
Paslon tersebut diketahui adalah Saiful A. Mbuinga dan Suharsi Igirisa (SMS). Salah satu partai pengusungnya adalah Gerindra. Duh, emang Gerindra nggak memberikan arahan bagaimana harusnya paslon bikin kampanye di saat pandemi seperti ini ya? Uppps.
Lain Gerindra, lain PDIP. Si banteng ini juga sepertinya kurang memberikan arahan yang tegas terkait pelaksanaan pesta demokrasi untuk kader-kader dan simpatisannya. Di Solo, pas Gibran Rakabuming Raka yang adalah putra Presiden Jokowi dan didukung oleh PDIP akan mendaftarkan diri ke KPUD, doi juga diarak dengan konvoi dan lautan orang.
Di Surabaya, pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang didukung oleh PDIP juga melakukan konvoi serupa. Duh, makin parah kan.
Makanya, Presiden Jokowi dalam pernyataan terbarunya meminta Mendagri Tito Karnavian dan kepolisian buat menertibkan persoalan kampanye dan tetek bengek Pilkada ini. Soalnya, kalau dibiarkan terus bisa bahaya nanti jika masyarakat yang kena Covid-19 makin banyak.
Hmm, putra sendiri juga melanggar loh, Pak Jokowi. Uppps. Hehehe.
Yang jelas, permintaan Pak Jokowi kudu cepat ditindaklanjuti. Soalnya, kampanye ataupun konvoi yang mendatangkan massa dalam jumlah besar emang nggak bisa diadakan di tengah situasi kayak gini. Justru paslon harus mulai berpikir cara-cara kampanye yang kreatif.
Misalnya, lewat media sosial, atau bikin kanal YouTube dan kasih giveaway atau yang sejenisnya gitu, dan lain-lain. Kan lumayan. Hitung-hitung menyederhanakan politik uang. Uppps. Hehehe.
Hmm, Pilkada emang nggak bisa ditunda sih, soalnya bakal ada kekosongan kekuasaan di banyak wilayah jika nggak dilakukan tahun ini. Oleh karena itu, semua pihak memang harus kerja sama. Biar Pilkada lancar tanpa tambah pasien Covid-19. Dimulai dari partai politik, yah elite-elitenya kan tinggal bilang pasangan yang didukungnya untuk tidak kampanye konvensional. Beres kan? (S13)