Site icon PinterPolitik.com

PDIP Bakal Gabung KIB?

PDIP Bakal Gabung KIB?

Para ketum partai KIB. (Foto: sinpo.id)

“Jadi warnanya tidak jauh dari yang ada di bola ini (Al Rihla)” – Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar


PinterPolitik.com

Demam Piala Dunia 2022 Qatar rupanya mampu menerobos hingga mewarnai panggung politik di Indonesia.

Hal ini terlihat dari komentar Ketua Umum (Ketum) Partai PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengibaratkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ibarat negara Jepang, Arab Saudi, dan Brasil di Piala Dunia 2022.

Zulhas menyandingkan PAN, PPP, dan Golkar yang masing-masing warna partai itu mirip dengan seragam tiga kontestan Piala Dunia di Qatar tersebut.

Oleh karena itu, KIB menegaskan kalau koalisi mereka tidak bisa diremehkan di Pemilu 2024. Bahkan, nantinya ada pendatang baru partai baru di luar yang sudah ada – yang juga akan bergabung dengan KIB.

Soal pendatang baru ini, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberi kode dengan menyebut ciri partai tersebut mempunyai corak warna yang tidak jauh dari corak yang ada pada bola resmi Piala Dunia 2022 Qatar, yaitu Al Rihla.

Oh iya, sedikit memberikan informasi, paduan warna pada bola Al Rihla itu terdiri warna hitam, warna biru, dan warna merah. Nah, warna terakhir ini yang membuat banyak pihak berspekulasi bahwa yang dimaksud merah itu apakah PDIP.

Merespons hal tersebut, Zulhas tidak berkomentar lebih lanjut. Ia menyebut hanya akan mengungkap partai yang dimaksud jika sudah resmi bergabung dengan KIB nantinya.

KIB Ajak Gabung PDIP?

Anyway, menyoal adanya peluang PDIP gabung dengan KIB sebenarnya isu ini pernah bergulir beberapa waktu sebelumnya.

Mungkin, kita masih ingat dengan pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Airlangga di Monuman Nasional (Monas) beberapa waktu lalu. Saat itu, Airlangga dan Puan berkeliling dengan mobil listrik yang telah disiapkan Airlangga untuk Puan.

Merespons pertemuan itu, Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebutkan bahwa besar kemungkinan PDIP bergabung dengan KIB. Alasannya sederhana, yaitu PDIP dan partai-partai KIB punya sejarah kebersamaan politik.

Menurut Adi, PDIP dan Golkar adalah partai yang jago dalam urusan memenangkan pemilu. Hal ini membuat kekuatan mereka akan semakin besar dan solid.

Namun, apakah ada kemungkinan kendala muncul? Hal ini dipertanyakan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago. Ia melihat ada persoalan gengsi – yang mana PDIP menurutnya kemungkinan gengsi untuk bergabung.

Pangi menyebut kalau levelnya PDIP bukan level pengikut, melainkan partai penentu. Jadi, gengsi politiknya bukan pelengkap atau meramaikan koalisi saja, melainkan sebagai pengambil keputusan penting.

Waduh, kalau sudah bicara gengsi, bisa repot dunia politik kita. Idealnya, semua partai harus bisa bersikap dewasa dengan melepaskan gengsi kelompok untuk tujuan bersama.

Meski gengsi adalah bagian dari harga diri dan martabat yang dimiliki seseorang dari persepsi orang lain, gengsi punya sisi gelap loh jika kita lihat lebih dalam.

Hal ini diungkapkan oleh psikolog aliran psikoanalisis terkenal, Anna Freud, yang menyebut kalau gengsi adalah topeng untuk menutupi kekurangan dalam diri seseorang.

Anna mengklarifikasi sikap semacam ini mirip dengan defense mechanism yang paling umum, yaitu penyangkalan terhadap realitas atau fakta untuk menghindari kenyataan kalau ada kekurangan dalam dirinya.

Oh, jadi, gengsi dalam politik bisa dibaca sebagai benteng terluar untuk menutupi kelemahan dan kekurangan yang dimiliki oleh elite atau partai politik toh.

By the way, kalau kita perhatikan sekali lagi corak bola Al Rihla, ada warna dominan yang luput kita perbincangkan, yaitu warna putih. Jangan-jangan sebenarnya warna itu yang jadi plot twist dari Airlangga.

Berarti kalau putih, bisa jadi yang gabung KIB bukannya PDIP, tapi PKS dong. Kan, selain dengan warna oranyenya yang baru, PKS juga identik dengan warna putih. Uppsss. Hehehe. (I76)


Ini Yang Terjadi Jika Megawati Tidak Jadi Presiden
Exit mobile version