HomeCelotehPBESI "Turtle Steal" MPL Indonesia?

PBESI “Turtle Steal” MPL Indonesia?

Polemik muncul setelah pihak Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) Indonesia meminta maaf kepada Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) karena menjalankan musim ke-10 tanpa izin PBESI – meski musim-musim sebelumnya bisa berjalan tanpa izin.


PinterPolitik.com

“The enemy has slain the turtle!” – MLBB Announcer

Video games sebenarnya adalah cerminan dari realitas yang dijalani manusia sehari-hari. Sistem reward dan punishment, misalnya, adalah salah satu mekanisme yang sering kali hadir dalam banyak gim video.

Di dunia nyata, orang yang berhasil memperoleh prestasi akan mendapatkan reward yang dijanjikan. Semisal nih, ketika seorang siswa mampu menjawab pertanyaan guru di penghujung kelas, sang siswa terkadang bisa mendapatkan izin untuk pulang duluan.

Nah, di dunia game pun, sama. Pemain yang mampu mendapatkan achievement akan mendapatkan bonus atau reward. Kalau di Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) sih, ada namanya the turtle (kura-kura) yang muncul di menit-menit awal. 

Ketika pemain bisa membunuh the turtle, pemain akan mendapatkan gold. Nah, gold ini nantinya bisa digunakan oleh pemain untuk membeli items yang bisa digunakan dalam game MLBB.

Namun, apa jadinya kalau ternyata ada orang yang mengambil jalan pintas buat ngedapetin gold di MLBB ini? Misal nih, ketika ada pemain lain yang sedang menyerang the turtle, ternyata ada pemain lain yang ikutan nyerang tiba-tiba dan malah dia yang akhirnya nge-bunuh.

Teranga ja, akhirnya pemain yang terakhir nge-bunuh the turtle inilah yang dapat gold yang dijanjikan. Kita yang udah berusaha duluan malah nggak dapat. Fenomena ini biasa disebut sebagai “turtle steal”.

Nah, berhubung kita ngomongin soal MLBB nih, ada juga fenomena di dunia nyata yang mirip dengan turtle steal ini. Pasalnya, para penggemar MLBB dibuat kaget ketika Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) Indonesia meminta maaf kepada Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) karena menjalankan musim ke-10 tanpa izin PBESI – meski sebelum-sebelumnya bisa berjalan tanpa izin.

Miliarder India Kehilangan Rp 1.800 T

Para penggemar MLBB akhirnya langsung naik darah tuh. Padahal, jelas-jelas, MPL Indonesia udah ada terlebih dahulu – didirikan pada tahun 2018 – sebelum PBESI yang baru lahir pada tahun 2021.

Hmm, kalau gini caranya, mungkin, bisa dibilang PBESI ini semacam turtle steal ke MPL Indonesia nih – mengingat dunia MLBB lagi berkembang-berkembangnya di Indonesia setelah menjadi tuan rumah bagi MLBB M4 World Championship 2022.

Terlepas dari siapa yang benar, sebenarnya, PBESI yang diketuai oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (BG) ini bisa kok menjadi organisasi yang diterima di kelompok e-sports Indonesia. Syaratnya satu, yakni dengan melibatkan kelompok-kelompok e-sports juga.

Pasalnya, persepsi buruk terhadap PBESI ini nggak bisa dipungkiri juga lahir karena banyaknya kalangan boomers di kepemimpinan PBESI – membuat organisasi ini tampak nggak relevan buat para penggemar MLBB dan e-sports lainnya.

Mengacu ke penjelasan B. Guy Peters di bukunya American Public Policy: Promise and Performance, partisipasi masyarakat sebenarnya jadi elemen penting dalam kebijakan publik. Bagaimana pun, mereka lah yang menjadi stakeholder (pemangku kepentingan) atas kebijakan yang dibuat.

Nah, kan, jadinya lebih asyik tuh kalau, misalnya, PBESI dan MPL Indonesia bisa jadi satu tim. Jadinya, malah bisa kolaborasi menghasilkan hasil yang lebih optimal tuh.

Ya, pada akhirnya, janganlah jadikan kebiasaan pembuatan kebijakan publik yang tidak partisipatif. Hmm, kayak siapa ya yang biasa bikin kebijakan atau legislasi tanpa dengerin aspirasi orang-orang yang punya kepentingan? Hehe. (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

AHY, the New “Lee Hsien Loong”?

Di tengah sorotan publik terhadap para pejabat yang dapat gelar akademis tertentu, pujian justru diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).