“We fight” – King of the Dead, The Lord of the Rings: The Return of the King (2003)
PinterPolitik.com
Persoalan yang terjadi di Laut Natuna Utara menciptakan keributan di Indonesia. Seenggaknya, para warganet rajin dan konsisten mantengin situasi yang terjadi antara pemerintah dengan kapal-kapal asing asal Tiongkok.
Bagaimana tidak? Beberapa warganet bahkan sampai ikutan mengawasi kapal-kapal asing yang berada di perairan Natuna melalui aplikasi pelacak tertentu. Potongan-potongan gambar dari aplikasi itu turut saling dibagikan di media-media sosial.
Mungkin, kalau soal kedaulatan, masyarakat tidak akan mudah menyerah bila merasa terancam. Apalagi, pemerintah kan juga kerap kali menggaungkan jargon-jargon “Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati”.
Ya, pantas saja kalau masyarakat ingin berjuang. Hal ini terlihat nih dari para pegiat paranormal yang udah nyiapin pengamanan “khusus” untuk Natuna. Kabarnya, Ki Joko Bodo dan H. Ridwan siap mengirimkan 5 juta pasukan gaib untuk melawan Tiongkok.
Waduh, gokil juga tuh. Kalau ngomongin soal pasukan gaib, jadi ingat film The Lord of the Rings: The Return of the King (2003). Dalam film tersebut, dikisahkan terjadi perang antara masyarakat Middle-earth – dipimpin oleh Aragorn – dengan Sauron.
Nah, Aragorn ini, selain dibantu oleh pasukan-pasukan dari Gondor, Rohan, dan sebagainya, juga didukung oleh pasukan Oathbreakers (Army of the Dead) – pasukan gaib yang berisikan manusia-manusia yang telah mati. Widih, bisa-bisa, Natuna nanti ada semacam Oathbreakers gitu dong.
Tapi, kalau Ki Joko Bodo dan H. Ridwan udah siap ngebantu Pak Joko Widodo (Jokowi) di Natuna untuk menghadapi Tiongkok, bagaimana dengan Menteri Pertahanannya ya? Pak Jokowi dan beberapa menteri udah ke sana langsung lho. Hehe.
Hmm, kabarnya tuh, Pak Prabowo Subianto dianggap “lembek” dalam menanggapi masuknya kapal-kapal Tiongkok ke Laut Natuna Utara. Pasalnya, beliau malah menganggap Tiongkok sebagai negara sahabat dan meminta semua pihak untuk tetap stay cool, serta biar nggak usah manas-manasin situasi.
Yaelah, kan tahu sendiri, masyarakat +62 nggak bakal gampang terima kalau ada pihak asing mencampuri urusan kedaulatan Indonesia. Mana bisa santai tuh? Siap-siap aja tuh negara-negara lain kena serangan pasukan gaib.
Tapi nih, guys, kata Pak Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, Pak Prabowo itu sebenarnya nggak “lembek”, melainkan sedang berpikir secara realistis. Menurut beliau, Pak Menhan menyadari bahwa kita tidak memiliki kekuatan secara de facto buat ngelindungin wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) di Natuna.
Hmm, ya, kalau gitu, Pak Prabowo ngomong aja ke Ki Joko Bodo dan H. Ridwan, biar bisa dibantuin dan ditambahin pasukannya. Barang kali, pasukan gaibnya bisa jadi komponen cadangan Bela Negara juga. Hehe. (A43)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.