HomeCelotehPartai Ummat, Anak Tidak Dikehendaki?

Partai Ummat, Anak Tidak Dikehendaki?

“Nampaknya, atas perintah kekuasaan politik yang besar, Partai Ummat dianggap sebagai satu-satunya yang disingkirkan sehingga tidak bisa ikut Pemilu 2024” –   Amien Rais, Ketua Majelis Syura Partai Ummat


PinterPolitik.com

Semua mata sedang tertuju pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena tidak  lama lagi lembaga independen penyelenggara pemilu ini akan segera menetapkan partai politik (parpol) peserta pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.

Tercatat ada empat parpol baru yang punya peluang besar akan ikut bersaing. Parpol baru tersebut adalah Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Buruh, Partai Ummat, dan Partai Gelora.

Keempat partai tersebut akan bersaing dengan partai besar lainnya loh – sebut saja PDIP, Golkar, Demokrat, NasDem, dan lain sebagainya.

Nah, saat semua sedang menunggu pengumuman KPU tersebut, terdengar suara dari salah parpol yang notabene partai baru, yaitu Partai Ummat.

Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais melontarkan tudingan partainya akan disingkirkan jelang penetapan tersebut. Hal ini berangkat dari informasi adanya  manipulasi data verifikasi faktual yang dilakukan KPU.

Amien mengatakan keputusan tersebut penuh kejanggalan. Dia menyebut dari pemberitaan yang beredar kalau Partai Ummat akan menjadi satu-satunya partai yang tidak diloloskan sebagai peserta Pemilu 2024.

Melalui Ketua Umum (Ketum) Partai Ummat Ridho Rahmadi, ada informasi terkait peristiwa yang dialami kader Partai Ummat di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut). 

Diceritakan ada dua orang yang mengaku sebagai verifikator KPU mendatangi kediaman anggota Partai Ummat tersebut. Namun, verifikator tersebut tidak meminta kartu tanda anggota (KTA) maupun kartu tanda penduduk (KTP).

Fast forward, belakang baru diketahui Ridho kalau data yang dimasukkan anggota partainya itu masuk ke partai lain, yakni Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Selanjutnya, ia mempertanyakan bagaimana data yang dimasukkan bisa diubah dengan mudah.

Baca juga :  Pedang Bermata Dua Anies?

Dari peristiwa inilah, muncul semacam kecurigaan kalau Partai Ummat akan disingkirkan agar tidak lolos dan tentunya tidak dapat mengikuti Pemilu 2024. Namun, apa alasannya ya Partai Ummat ini ingin dijegal?

partai umat tidak diloloskan kpu
Partai Ummat tidak Diloloskan KPU?

Sebelum menjawab hal tersebut, kita perlu memahami dulu akar kenapa partai baru ini selalu muncul di setiap pemilu ke pemilu.

Menurut Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, partai baru ini muncul karena ada persoalan fragmentasi parpol yang kuat di Indonesia.

Oleh karena itu, Zuhro berpendapat partai yang tidak pandai mengelola friksi akan memunculkan partai baru. Tentu, partai ini dapat dianggap sebagai partai yang merupakan sempalan dari partai lama.

Jika hanya sempalan tentu partai baru tidaklah perlu diperhitungkan. Namun, kenapa Partai Ummat ini seolah akan “disingkirkan”?

Ketua Dewan Pengurus Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Abdul Hamid menilai tidak tepat melihat Partai Ummat sebagai partai baru.

Hal ini terlihat dari punggawa yang ada di belakang partai ini, yaitu seorang aktor penggerak Reformasi, Amien Rais. Selain itu, kekuatan “Islam kota” yang sejauh ini berseberangan dengan penguasa, seolah terafiliasi dengan Partai Ummat.

Partai Ummat seolah-olah menjadi alternatif pilihan politik dari arus kelompok masyarakat yang mengasosiasikan dirinya sebagai oposisi pemerintah. Jika ini benar terjadi, maka wajar jika Partai Ummat coba untuk disingkirkan sejak awal.

Secara moral penyingkiran di awal pertandingan begitu jauh dari sikap ksatria. Namun, dalam politik hal tersebut harus dilakukan untuk melindungi diri.

Thomas Hobbes dalam bukunya De Cive mengatakan, “Man is a wolf to man.” Manusia adalah serigala bagi manusia yang lain. Terjadi kesewenangan karena terjadi persaingan antara manusia, saling membunuh dan memangsa.

Baca juga :  Pedang Bermata Dua Anies?

Secara natural, hal ini juga terjadi dalam politik. Manusia politik – yaitu para aktor politik – selalu dalam proses the struggle for life. Karena itu, mereka yang bersikap lemah lembut dan rendah hati cenderung akan kalah dan mati.

Jika kita umpamakan, Partai Ummat ini bagaikan “anak baru” yang belum memperlihatkan apa-apa tapi sudah “dibunuh”.

Hmm, jadi ingat hukum rimba ya. Oh iya, ada cerita tentang pembunuhan seekor marmoset berusia satu bulan yang dilahirkan seekor betina. Bagi yang belum tahu, marmoset adalah spesies primata endemik di barat hutan hujan Amazon, Amerika Selatan.

Bagi kita, mungkin, marmoset betina yang melakukan pembunuhan itu tampak berdarah dingin. Namun, langkah itu jelas bersumber dari keinginan untuk mengamankan masa depan terbaik bagi anak-anaknya.

Ini adalah bukti bahwa politik dinasti di kerajaan hewan itu nyata adanya – layaknya Ratu Cersei di Game of Thrones (GoT) (2011-2019) yang sangat ingin membunuh anak-anak dari saingannya, Ned Stark, untuk mempererat cengkeraman pada kekuasaan.

Kembali ke konteks Partai Ummat, apakah betul partai ini akan disingkirkan? Atau, jangan-jangan ini hanyalah bagian dari playing victim. Uppsss. Hehehe. (I76)


Deddy Corbuzier Kunci Kemenangan Prabowo?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...