“Sadarilah bila bermain bola, Lawan jangan cedera. Sadarilah bila dia sengsara, kita jadi bikin dosa,” – P-Project, Kop and Headen
PinterPolitik.com
Masalah perusahaan asuransi pelat merah Jiwasraya sepertinya sudah benar-benar pelik. Gimana enggak, perusahaan tersebut mengaku tak bisa membayar klaim polis asuransi sebesar Rp 12,4 triliun yang jatuh tempo pada Oktober-Desember 2019 ini. Waduh!
Kalau kata Kejaksaan Agung, perusahaan ini diprediksi telah menimbulkan kerugian sebesar Rp 13,7 triliun. Nilai-nilai fantastis yang muncul dari pemberitaan tentang perusahaan ini kemudian membuat banyak pihak menginginkan ada pengusutan khusus.
Ada beragam penyebab dari ruwetnya persoalan di Jiwasraya. Salah satu yang paling lazim diungkapkan adalah soal investasi yang dilakukan oleh perusahaan ini.
Kalau menurut Dirut mereka saat ini, Hexana Tri Sasongko, Jiwasraya ini banyak berinvestasi ke instrumen saham dan reksadana saham dengan volatilitas tinggi. Secara spesifik, saham yang dipilih ketika itu adalah saham yang kurang baik, sehingga kondisi sekarang ini bisa terjadi.
Nah, di tengah berbagai kondisi pelik tersebut, perusahaan asuransi pelat merah itu justru pernah menggelontorkan dana Rp 13,5 miliar untuk menjadi sponsor klub sepak bola asal Inggris Manchester City. Kalau kata stafsus Menteri BUMN, di tahun 2014 Jiwasraya sudah mulai dilanda masalah, tapi malah jadi sponsor klub sekelas Manchester City.
Yang unik, di tengah berbagai kondisi suram yang dialami Jiwasraya ini, awan kelam juga kini tengah memayungi Manchester City yang pernah disponsori. Jadi, hingga akhir tahun ini, posisi klub besutan Pep Guardiola ini kurang menggembirakan karena berada di posisi tiga klasemen Liga Inggris, tertinggal jauh dari pemuncak klasemen yaitu Liverpool.
Padahal, eskpektasi tinggi jelas ada di klub tersebut. Sebagai juara bertahan, idealnya mereka bisa punya koleksi poin yang lebih baik. Apalagi, mereka dihuni pemain jempolan macam Sergio Aguero, Kevin De Bruyne, dan Raheem Sterling yang gajinya fantastis.
Nah, dari kondisi tersebut, apakah jebloknya performa City dan terkuaknya skandal Jiwasraya ini memiliki hubungan? Mungkin gak sih ada nasabah yang geram uangnya ternyata lari ke Manchester City sehingga klub itu tercecer dari perburuan gelar juara liga?
Ya, kalau cocoklogi mah semua mungkin-mungkin aja. Terlepas dari itu, nasabah jelas jadi pihak yang dirugikan. Entah uang mereka lari ke City atau ke manapun, mereka harusnya gak menanggung rugi. Makanya, kita tunggu aja gimana langkah negara dalam melindungi hak-hak nasabah. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.