“Di belakang kita berdiri satu tugu yang bernama nasib, di sana telah tertulis rol yang akan kita jalani” – Buya Hamka, tokoh agama asal Indonesia
Gengs, kalian yang penikmat film seri Game of Thrones pasti tahu lah sama karakter yang bernama Theon Greyjoy? Awalnya, mimin tuh salut sama Theon, karena selalu membantu tokoh utama yang berada dalam klan Stark.
Pemimpin Stark waktu itu, Eddard Stark, memang sayang sih sama Theon. Sampai-sampai, ia dianggap sudah kayak anak sendiri lho. Namun, lama kelamaan, Theon nih jadi kurang ajar.
Sampai pada puncaknya, ia berkhianat pada Klan Stark lewat aksi pembelotan yang sangat menyakitkan. Theon ternyata kembali ke negaranya yang dipimpin oleh ayahnya sendiri, Balon Greyjoy. Padahal, Balon ini tuh orang yang memusuhi Stark, cuy.
Lagian, Balon lho nggak suka sama Theon, sebab ia lebih percaya sama putrinya. Walhasil, sebab Theon memang sudah nggak diharapkan oleh Greyjoy, ia pun terbuang dan bernasib sangat mengenaskan.
Untung saja, Theon sadar dengan kesalahannya tersebut. Pada akhirnya, Theon kembali bergabung dengan Klan Stark dan menjadi salah satu pendukung Stark paling setia. Apalagi, ia juga punya loyalis dari Greyjoy yang masih menaruh kepercayaan kepada Theon sebagai pewaris takhta
Nah, Theon inilah yang tersirat di benak mimin saat membaca berita mengenai mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Poyuono. Mimin tulis ‘mantan’ karena memang Bung Arief dipastikan nggak akan terlibat dalam struktur kepengurusan partai berlambang garuda itu, cuy.
Nggak ada alasan yang jelas sih mengenai pendepakan terhadap Bung Arief. Namun, dari kalimatnya Fadli Zon, kayaknya ‘offside‘ dan blunder yang kerap dilakukan oleh Bung Arief adalah hal yang menjadi biang keladinya.
Sebenarnya, kalau menurut mimin, memang sikap Bung Arief sudah berseberangan dengan Gerindra dari bulan-bulan lalu deh. Terutama, setelah ia melempar statement mengenai isu ‘PKI dimainkan oleh Kadrun’ sewaktu ia mengisi diskusi di kantor FSP BUMN Bersatu.
Akibat pernyataan tersebut, langsung deh ia dipanggil oleh petinggi Gerindra dalam sidang Majelis Kehormatan (MK) DPP. Bung Arief yang merasa statement-nya tuh nggak ada urusan dengan Gerindra karena ia yang membawa bendera buruh memilih untuk nggak datang dalam sidang.
Apapun alasan di balik pencopotan demikian, mimin malah melihat ini kayak suatu sikap politiknya Bung Arief deh, cuy. Pasalnya, ia seakan bodoh amat gitu lho dengan keputusan yang ia dapatkan.
Dan, justru lebih fokus pada persiapan mencari lahan politik baru lewat kalimatnya yang pernah ia lempar berbunyi, “Apa kurang saya disuruh kembali ke PDIP? Apa saya harus kembali lagi ke PDIP?”
Wah, kalau memang lahannya adalah PDIP, kok mirip kayak Theon ya Bung Arief ini, yakni dirawat di PDIP, berkembang di Gerindra, dan bakal kembali ke PDIP lagi.
Lagian, contohnya sudah ada loh. Misal, seperti Pak Ahok yang sebelumnya juga dari Gerindra habis itu tersingkir, masuk PDIP, eh, jadi komisaris di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nasib orang tidak ada yang tahu loh.
Atau, kalau memang nggak mau ke PDIP, ya ke PSI atau Ke Partai Garuda saja. Di dua partai tersebut, pasti Bung Arief diterima dengan baik dengan bekal dan pengalaman yang dimiliki. Hehehe. (F46)